Tuesday, 26 January 2021

Sistem Saraf (Pusat dan Tepi)

Kali ini kita akan membahas materi mengenai sistem saraf pada manusia. Pernahkah kalian bermimpi? Bermimpi kadang menyenangkan, kadang pula menyedihkan. Otak yang bermimpi memutar kembali dengan cepat kejadian-kejadian yang belum lama terjadi. Otak menyimpan kejadian-kejadian yang sangat bermakna di dalam bank ingatan dan membuang yang lain, walaupun yang bermakna itu tidak jelas bagi sang pemimpi. Mimpi-mimpi sering terjadi pada tingkat yang dalam dan primitif dan disebut inti ketidaksadaran. Begitulah otak, di dalamnya terdapat berbagai rahasia kesadaran, pemikiran-pemikiran, pertimbangan, kecerdasan, ingatan, bahasa, dan aspek-aspek lain "keunikan manusia” atau "kemanusiaan yang unik". Bagaimana sistem saraf dapat mengatur semuanya? Sistem saraf menjadi jaringan komunikasi bagi manusia. Saraf membawa pesan dari dan ke, memberi tahu bahkan melakukan koordinasi. Untuk memahami hal tersebut pelajari dengan baik materi berikut. 1. Struktur Sistem Saraf Neuron atau sel saraf merupakan satuan kerja utama atau bagian dari sistem koordinasi yang berfungsi untuk mengatur aktivitas tubuh melalui rangsangan listrik secara cepat. Komponen sistem saraf terdiri atas sel saraf, sistem saraf pusat, dan sistem saraf tepi. Untuk bereaksi terhadap rangsangan, tubuh memerlukan 3 komponen yaitu: 1. Reseptor 2. Sistem saraf 3. Efektor
Gambar 1. Struktur Neuron Sumber: Informazon.com Berdasarkan fungsinya, sel saraf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: a. Neuron sensorik (neuron aferen): Dendritnya berhubungan dengan reseptor dan neuritnya berhubungan dengan dendrit neuron lain. Fungsinya untuk menghantarkan impuls dari reseptor ke pusat susunan saraf. b. Neuron motorik (neuron efektor): Dendritnya berhubungan dengan neurit neuron lain dan neuritnya berhubungan dengan efektor atau alat tubuh pemberi tanggapan terhadap suatu rangsangan. Fungsinya untuk menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf ke efektor. c. Neuron asosiasi: Penghubung antara neuron motorik dan sensorik. Berdasarkan tempatnya, neuron asosiasi dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Neuron konektor: Merupakan penghubung antara neuron yang satu dan neuron yang lain 2) Neuron ajustor: Merupakan penghubung antara neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang. Impuls saraf adalah rangsangan/pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron atau serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Impuls ini akan menyebabkan terjadinya gerakan. Gerakan dibedakan menjadi dua yaitu gerak sadar dan gerak refleks. Gerak sadar merpakan gerakan yang terjadi karena disengaja atau disadari, sedangkan gerak refleks adalah gerakan yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls akan menyebabkan terjadinya gerakan. Gerak sadar (disengaja/disadari): impuls  reseptor/indra saraf sensoris otak saraf motor  efektor/otot Gerak refleks (tidak disengaja/tidak disadari): Impuls  reseptor/indra  saraf sensoris > sumsum tulang belakang saraf motor efektor/otot. Mekanisme Penghantaran Impuls Neuron dalam keadaan istirahat memiliki energi potensial membran untuk bekerja mengirim impuls, dalam keadaan istirahat disebut polarisasi membran. Adanya impuls menyebabkan membran sel sarafterdepolarisasi. Akibatnya ada perbedaan muatan sel saraf. perbedaan muatan sel saraf menyebabkan impuls merambat ke sepanjang akson menuju sinapsis. 2. Jenis Sistem Saraf Sistem saraf bekerja berdasarkan impuls elektrokimia, untuk melayani tubuh dengan berbagai macam cara. Sistem saraf berfungsi sebagai peninjau bagi tubuh dan pengumpul informasi tentang dunia diluar maupun didalam tubuh kita. Selain itu juga berfungsi sebagai pusat komunikasi umu, pusat pemetaan strategi, dan sebagai pembuat keputusan dalam segala sesuatu yang dilakukan tubuh. a. Sistem saraf pusat Sistem saraf pusat merupakan bagian sistem saraf yang mengkoodinasikan semua fungsi saraf.
Gambar 2. Sistem Saraf Pusat Sumber: hellosehat.com Sistem saraf pusat berfungsi menerima semua rangsangsaraf dari luar tubuh (eketroseptor) dan dari dalam tubuh (interoseptor). Sistem saraf pusat juga bertindak sebagai pusat integrasi dan komunikasi. Sistem saraf pusat terdiri atas: 1. Otak Otak manusia terdiri atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan. Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Sebaliknya, otak kanan mengendalikan tubuh bagian kiri. Otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu otak besar (cerebrum), otak tengah, otak kecil (cerebellum), dan sumsum lanjutan. - Otak Besar (cerebrum) Merupakan bagian terbesar otak dengan permukaan berlipat-lipat. Diduga, semakin banyak lipatannya semakin cerdas seseorang. Serebrum terdiri atas 2 belahan (hemisfer) yang dipisahkan oleh fisura longitudinal. Kedua hemisfer dihubungkan oleh sejumlah serabut saraf yang disebut korpus kalosum. Melalui serabut ini, impuls diteruskan dari satu hemisfer ke hemisfer lain. Otak besar terdiri atas: (a) Otak depan (lobus frontalis), merupakan pengendali gerakan otot. (b) Otak belakang (lobus oksipitalis), merupakan pusat penglihatan. (c) Otak samping (lobus temporalis), merupakan pusat pendengaran. - Otak Tengah Terletak di depan otak kecil. Bagian otak tengah adalah lobus optikus yang berhubungan dengan gerak refleks mata. Pada dasar otak tengah terdapat kumpulan badan sel saraf (ganglion) yang berfungsi untuk mengontrol gerakan dan kedudukan tubuh. - Otak Depan Terdiri atas talamus dan hipotalamus. Talamus berfungsi menerima semua rangsang dari reseptor, kecuali bau-bauan, dan meneruskannya ke area sensorik. Hipotalamus berperan dalam pengaturan suhu tubuh, pengatur nutrisi, pengaturan agar tetap sadar, dan penumbuhan sikap agresif. Hipotalamus juga merupakan tempat sekresi hormon yang mempengaruhi pengeluaran hormon pada hipofisis. - Otak Kecil (Cerebellum) Terletak di depan sumsum lanjutan (medula oblongata). Otak kecil merupakan pusat keseimbangan gerak dan koordinasi gerak otot serta posisi tubuh. Tepat di bagian bawah serebelum terdapat jembatan varol yang berfungsi menghantarkan impuls otot-otot bagian kiri dan kanan tubuh. Jembatan varol ini juga menghubungkan otak besar dengan otak kecil. - Sumsum Lanjutan (Medula Oblongata) Disebut juga batang otak, merupakan lanjutan otak yang menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang. Fungsinya untuk mengatur denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, bersin, bersendawa, batuk, dan muntah. Di sumsum lanjutan terdapat bagian yang menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang yang dinamakan Pons. 2. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis) Terdapat di dalam rongga tulang belakang. Fungsinya sebagai penghubung impuls dari dan ke otak, memberi kemungkinan gerak refleks. Medula spinalis bagian luar berwarna putih dan bagian dalam kelabu.
Gambar 3. Sumsum Tulang Belakang Sumber: psychologymania.com b. Sistem Saraf Tepi Sistem saraf tepi merupakan saraf-saraf yang membawa impuls dari dan ke sistem saraf pusat. sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar. a) Sistem Saraf Sadar (Saraf Somatis) Saraf sadar adalah saraf yang rangsangannya disampaikan ke pusat reseptor yaitu kepusat motoris pada serebrum. Berdasarkan asalnya, sistem saraf tepi terbagi atas saraf kranial dan saraf spinal yang masing-masing berpasangan, serta ganglia (tunggal: ganglion). Saraf kranial merupakan semua saraf yang keluar dari permukaan dorsal otak. Saraf spinal ialah semua saraf yang keluar dari kedua sisi tulang belakang. Masing-masing saraf ini mempunyai karakteristik fungsi dan jumlah saraf yang berbeda. Sementara itu, ganglia merupakan kumpul an badan sel saraf yang membentuk simpul-simpul saraf dan di luar sistem saraf pusat.
Gambar 4. Saraf Kranial Sumber: bangsalsehat.com b) Sistem Saraf Tidak Sadar (Otonom) Saraf otonom adalah saraf yang rangsangannya tidak disampaikan ke otak. Sistem saraf otonom mengontrol kegiatan organ-organ dalam. Berdasarkan sifat kerjanya, saraf otoom dibedakan menjadi dua, yakni:
Gambar 5. Sistem Saraf Simpatik dan Saraf Parasimpatik Sumber: pojokcerdas.com

Friday, 25 October 2019

HOTS KONSEP DAN IMPLEMENTASI DALAM PEMBELAJARAN, PENILAIAN DAN SOAL




HOTS : HIGHER ORDER THINKING SKILL à KETRAMPILAN BERFIKIR LEVEL TINGGI

·         Dalam Taksonomi Bloom yang dimodifikasi meliputi berfikir pada level C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi) dan C6 (mencipta).
·         Implementasi HOTS dalam pembelajaran, Penilaian dan soal menyangkut kemampuan berfikir yang sesuai dengan level tersebut.
·         Kerangka atau pola berfikir yang termasuk kategori HOTS sesuai dengan levelnya adalah sebagai berikut :
1)   Menganalisis: Menguraikan suatu objek/ permasalahan ke dalam unsur-unsurnya dan menentukan saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut.
Dibedakan menjadi 3 proses kognitif yaitu :
a.      Differentiating (menguraikan): menguraikan suatu struktur dalam bagian-bagian berdasarkan relevansi, fungsi dan penting tidaknya
b.      Organizing (mengorganisir): mengidentifikasi unsur-unsur suatu keadaan dan mengenali bagaimana unsur-unsur tersebut terkait satu sama lain untuk membentuk suatu struktur yang padu.
c.       Atributing (menemukan pesan tersirat): menemukan sudut pandang, bias dan tujuan dari suatu bentuk komunikasi

2)   Mengevaluasi: Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar yang ada. Dibedakan menjadi 2 proses kognitif yaitu :
a.      Checking (memeriksa):  Menguji konsistensi atau kekurangan suatu karya berdasarkan kriteria internal.
b.      Critiquing (mengktitisi): Menilai suatu karya baik kelebihan atau kekurangan dengan kriteria eksternal
3)   Mencipta: Menggabungkan beberapa unsur menjadi bentuk kesatuan. Dibedakan menjadi 3 proses kognitif yaitu :
a.      Generating (menggeneralisasi): Merumuskan berbagai kemungkinan hipotesis / kesimpulan
b.      Planing (merencanakan): merancang suatu metode/ strategi untuk memecahkan masalah
c.       Producing (memproduksi):  membuat suatu rancangan atau menjalankan suatu rencana untuk memecahkan masalah.

·         HOTS bukan menyangkut konsep yang harus dikuasai tetapi proses berfikir yang harus di lalui atau digunakan.
·         Implementasi HOTS pada pembelajaran tidak ditentukan oleh metode yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran tetapi menyangkut proses berfikir yang harus digunakan dalam kegiatan belajar. Misalnya metode diskusi tidak otomatis menjadi HOTS kalau materi yang digunakan hanya menyangkut fakta, konsep dan prosedur/ rumus atau aturan. Supaya menjadi HOTS maka dalam proses diskusi harus melibatkan salah satu dari 8 berfikir HOTS
·         Implementasi HOTS dalam penilaian juga ditentukan apakah aspek yang dinilai dan pertanyaan yang dikembangkan membutuhkan jawaban yang melibatkan 1 diantara berfikir HOTS tersebut.
·         Untuk Siswa usia SD /MI harus berhati-hati mengembangkan HOTS karena siswa SD secara kognitif perkembangan baru sampai taraf “Operasi Kongkrit” (menurut Piaget). Padahal HOTS membutuhkan berfikir abstrak sehingga hanya cocok untuk siswa dengan perkembangan “Operasi formal”. Oleh karena itu sebaiknya HOTS mulai diterapkan di anak usia SMP. Implemnetasi HOTS pada SD/MI sebaiknya dilakukan untuk siswa kelas IV, V dan VI secara hati-hati. Karena siswa SD baru dapat berfikir kongkrit dan linier, maka implementasi HOTS di SD hanya untuk hal-hal yang kongkrit dan kalau ada operasi bertingkat/ bercabang diusahakan hanya 2 tingkat/ cabang.


CONTOH RPP STEM SISTEM PENCERNAAN


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan                  : SMAN 1 Parongpong
Mata Pelajaran                        : Biologi
Kelas / Semester                     : XI / 2
Materi Inti                               : Sistem Pencernaan
Sub Materi                              : Teknologi Pengolahan Pangan dan Keamanan Pangan
Alokasi Waktu                        : 6 JP (3 kali pertemuan @ 90 menit)

A.       Kompetensi Inti
KI 1 dan 2
Menumbuhkan kesadaran akan kebesaran Tuhan YME dan mensyukuri karunia Nya, prilaku disiplin, jujur, aktif, responsip, santun, bertanggungjawab, dan kerjasma.
KI 3
KI 4
Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya  tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkaitpenyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untukmemecahkan masalah.

Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B.       Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
No
KD Pengetahuan
No
KD Keterampilan
3.7
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem pencernaan dalam kaitannya dengan nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem pencernaan manusia.
4.7
Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung dalam berbagai jenis bahan makanan dikaitkan dengan kebutuhan energi setiap individu serta teknologi pengolahan pangan dan keamanan pangan.
No
IPK Pengetahuan
No
IPK Keterampilan
3.7.1
Menerapkan konsep teknologi pengolahan pangan dalam pengembangan “NUJASASU” di lingkungan sekitar berdasarkan studi literatur atau praktikum
4.7.1
Mengidentifikasi permasalahan terkait hasil pertanian


4.7.2
Menyusun resep terbaik nugget yang terbuat dari jamur, susu dan sayur berdasarkan kriteria tertentu


4.7.3
Membuat nugget yang terbuat dari jamur, susu dan sayur


4.7.4
Menguji nugget yang terbuat dari jamur, susu dan sayur berdasarkan uji organoleptik


4.7.5
Memperbaiki resep nugget yang terbuat dari jamur, susu dan sayur berdasarkan hasil uji organoleptik


4.7.6
Mengkomunikasikan hasil pembuatan nugget yang terbuat dari jamur, susu dan sayur

C.   Materi Prasyarat
1.         Metode  ilmiah
2.         Aritmatika sederhana
3.         Nutrisi pada makanan
4.         Teknik pengawetan makanan sederhana

D.   Materi Pembelajaran
Terdapat berbagai macam prinsip teknologi pengolahan pangan hasil pertanian yang sering digunakan di Indonesia. Prinsip yang umum digunakan untuk mengolah buah-buahan adalah pengeringan, penggulaan dan penggorengan. Produk yang dihasilkannya diantaranya adalah sale, dodol, manisan, selai, sirup buah, dan keripik buah. Khusus untuk sayuran teknologi pengolahan hasil pangan yang sering digunakan diantaranya adalah melalui pembuatan saus tomat, keripik sayuran, pickle dan asinan sayuran. Berbeda dengan buah dan sayuran, umbi-umbian kebanyakan diolah menjadi produk keripik, tape dan tepung sebagai bahan campuran pembuatan makanan olahan lainnya. Serealia dan kacang-kacangan dapat diolah menjadi roti dan susu nabati (Salman, 2017). Pengolahan hasil pertanian hewani berbeda dengan pengolahan hasil pertanian nabati. Produk yang dihasilkan dari olahan daging dapat berupa bakso, sosis, nugget dan abon. Telur dapat diolah menjadi telur asin. Susu dapat diolah menjadi susu kental manis, mentega, es krim, susu karamel, yoghurt dan keju. Sedangkan daging ikan dapat diolah menjadi surimi dan nugget (Suprijadi, 2017).
Di era global seperti sekarang ini, konsumen tidak hanya menuntut aspek kenikmatan dari produk pangan tetapi juga menghendaki aspek kesehatan dan keamanan. Hal ini juga berlaku untuk produk pangan lokal. Oleh karena itu, jika ingin merebut hati konsumen, maka produk pangan lokal harus mampu untuk menjawab tuntutan konsumen yang terus berkembang. Produk pangan lokal harus senantiasa dikembangkan terutama menyangkut aspek kesehatan dan keamanan (BPTP, 2013). Berbicara mengenai mutu pangan, maka keamanan pangan merupakan syarat mutu pangan yang baik. Tidak ada artinya berbicara cita rasa dan nilai gizi atau sifat fungsional yang baik jika produk pangan tersebut tidak aman untuk dikonsumsi (Hariyadi, 2010).
Menurut Hariyadi (2010) keamanan pangan dapat digolongkan menjadi keamanan pangan secara jasmani dan keamanan pangan secara rohani. Keamanan pangan secara jasmani maksudnya adalah konsumen atau masyarakat yang mengkonsumsi pangan tersebut terbebas dari berbagai jenis bahan pangan yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Beberapa masalah utama keamanan pangan terkait dengan keamanan pangan secara jasmani diantaranya adalah pencemaran pangan oleh mikroba karena rendahnya praktek-praktek sanitasi dan higiene, pencemaran bahan pangan berbahaya, seperti residu pestisida, residu obat hewan, logam berat, penggunaan bahan kimia berbahaya, seperti formalin, boraks, dan sebagainya; dan penggunaan bahan tambahan yang melebih batas maksimum yang diizinkan oleh POM. Sedangkan keamanan pangan secara rohani maksudnya adalah keamanan yang berkaitan dengan kepercayaan dan agama suatu masyarakat. Untuk Indonesia yang konsumennya mayoritas muslim, maka faktor kehalalan merupakan syarat wajib yang harus dipenuhi oleh setiap produsen pangan, termasuk produk pangan halal.

E.   Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan               : Inkuiri
2. Model                        : Project Based Learning berbasis STEM
3. Metode                      : Diskusi, penugasan dan praktikum

F.    Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media                        : Ms. Powerpoint dan gambar
2. Alat                           : Laptop dan LCD Projector
3. Sumber belajar:        
a)         LKS proyek teknologi pengolahan pangan
b)        Buku siswa Biologi SMA Kelas XI Kurikulum 2013 Penerbit Kemendikbud, 2013
c)         Suprijadi. (2017). Modul Diklat Keahlian Ganda: Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) Pengolahan Hasil Hewani. Jakarta: Kemdikbud.
d)        Salman, Lily M. (2017). Modul Diklat Keahlian Ganda: Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) Pengolahan Hasil Nabati. Jakarta: Kemdikbud.


G. Kegiatan Pembelajaran
      Pertemuan ke-1 (2 JP/ 90 menit)
Tahapan Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
(menit)
Evaluasi


Kegiatan Apersepsi

·      Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
·      Guru mengecek kehadiran siswa, meminta salah satu siswa memimpin do’a
·      Mengaitkan kembali materi sebelumnya yang dipelajari yaitu zat makanan.
“Masih ingatkah kalian materi sebelumnya tentang zat makanan? Apa saja zat makanan yang dapat kita temukan dalam suatu makanan?”
·      Guru memotivasi siswa dengan membawa beberapa makanan hasil pengolahan yang terbuat dari bahan-bahan di sekitar siswa.
·      Guru menyampaikan sub materi pokok yang akan dipelajari yaitu teknologi pengolahan makanan dan keamanan pangan.
·      Guru menyampaikan indikator pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.

·      Guru mengelompokkan  siswa  ke dalam 7 kelompok.




10


Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Reflection







3.7.1. Menerapkan konsep teknologi pengolahan pangan dalam pengembangan “NUJASASU” di lingkungan sekitar berdasarkan studi literatur atau praktikum
Kegiatan Inti
·      Guru memotivasi siswa dengan menyuruh siswa membaca artikel di dalam LKS tentang kasus produk pertanian di Parongpong yang melimpah dan harganya yang sangat murah saat panen raya sehingga petani mengalami  kerugian.
·      Guru mengarahkan siswa untuk menjawab pertanyaan terkait permasalahan di dalam artikel.

20


Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Research
4.7.1. Mengidentifikasi permasalahan terkait hasil pertanian

·     Guru mengarahkan siswa untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui serangkaian miniriset yang akan dilakukan oleh siswa melalui kegiatan membaca sumber literatur.


Discovery
4.7.2. Menyusun resep terbaik nugget yang terbuat dari jamur, susu dan sayur berdasarkan kriteria tertentu
·      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merancang proyek STEM secara individu meliputi pembuatan variabel penelitian, membuat rumusan masalah, membuat hipotesis penelitian, membuat metode dan langkah kerja, dan menyusun jadwal proyek penelitian.
·      Guru memberikan LKS kepada siswa. LKS berisi pertanyaan pengarah terkait rancangan proyek STEM siswa.
·      Guru meminta kepada siswa untuk berdiskusi menentukan proyek STEM yang akan dijalankan secara berkelompok.


50
Lembar Observasi Aktivitas Siswa


Penutup

·         Guru memberikan penugasan kepada siswa untuk mempersiapkan presentasi rancangan proyek penelitian kelompok
·         Guru mengucapkan salam
10
Lembar Observasi







Pertemuan ke-2 (2 JP/ 90 menit)
Tahapan Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
(menit)
Evaluasi
Discovery
4.7.2. Menyusun resep terbaik nugget yang terbuat dari jamur, susu dan sayur berdasarkan kriteria tertentu
Apersepsi

·     Guru memberikan salam
·     Guru menanyakan penugasan yang diberikan kepada siswa.

Kegiatan Inti
·     Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memprersentasikan rancangan proyek penelitian kelompoknya masing-masing di depan kelas.
·     Guru membimbing siswa menetapkan jadwal pengerjaan proyek dengan batas pengerjaan selama 3 minggu, termasuk di dalamnya pengumpulan hasil dan laporan penelitian yang berkaitan dengan teknologi pengolahan pangan yang telah dikerjakan.

15






65
Lembar Observasi Aktivitas Siswa dan Matriks Asesmen.




Penutup

·     Guru memberikan penugasan kepada siswa untuk melanjutkan risetnya di luar jam pembelajaran dan melaporkan hasilnya sesuai kesepakatan bersama.
·     Guru membimbing siswa kesimpulan sementara terkait pembelajaran yang telah dilakukan.
·     Guru mengakhiri pembelajaran dan mengucapkan salam.


10


Lembar Observasi Aktivitas Siswa



Kegiatan Pelaksanaan Penelitian  (3 minggu di luar KBM tatap muka)
Tahapan Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
(menit)
Evaluasi
Application


4.7.3. Membuat nugget yang terbuat dari jamur, susu dan sayur

4.7.4. Menguji nugget yang terbuat dari jamur, susu dan sayur berdasarkan uji organoleptik

4.7.5. Memperbaiki resep nugget yang terbuat dari jamur, susu dan sayur berdasarkan hasil uji organoleptik
Kegiatan Penugasan

·     Guru memberikan penugasan kepada siswa untuk melaksanakan penelitian di luar jam pembelajaran.
·     Guru memonitor pengerjaan proyek penelitian melalui LMS berbasis Google Classroom
·     Guru memfasilitasi kegiatan penelitian siswa dengan memberikan masukan terkait keterampilan riset siswa berdasarkan laporan yang diunggah ke Google Classroom.
·     Guru melakukan penilaian secara daring terhadap kemajuan riset siswa melalui laporan hasil riset siswa.
·     Siswa memperbaiki resep sesuai masukan guru dan hasil uji organoleptik minimal dua kali percobaan.




3 minggu



Lembar Observasi Aktivitas Siswa, Matriks Asesmen

Pertemuan Tatap Muka ke-3 (2 JP/ 90 menit)
Tahapan Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
(menit)
Evaluasi


Kegiatan Apersepsi

·      Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
·      Guru mengecek kehadiran siswa, meminta salah satu siswa memimpin do’a
·      Guru memberikan motivasi dengan cara memperlihatkan gambar  yang terkait teknologi tentang pengolahan pangan
·      Guru menagih laporan penelitian yang telah dilakukan.


90 menit


Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Communication
4.7.6. Mengkomunikasikan hasil pembuatan nugget yang terbuat dari jamur, susu dan sayur
Kegiatan Inti

·      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memaparkan hasil penelitiannya kepada teman sekelasnya.

·      Guru memberikan refleksi dan memberikan penguatan untuk menghindari miskonsepsi pada siswa.


·      Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pengalaman selama kegiatan proyek penelitian.


Lembar Observasi Aktivitas Siswa.


Penutup

·     Gurumembimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran.
·     Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang melakukan kinerja baik selama kegiatan proses pembelajaran.
·     Guru memberitahukan bahwa pertemuan berikutnya akan ada angket yang harus diisi dan tes soal keterampilan riset.
·     Guru mengakhiri pembelajaran dan mengucapkan salam.


Lembar Observasi Aktivitas Siswa.



H. Penilaian
1.      Tes tertulis                  : Soal pilihan ganda two-tier
2.      Tanggapan siswa        : Kuesioner tanggapan siswa terhadap keterlaksanaan proyek penelitian teknologi pengolahan pangan.
3.      Lembar observasi       : Lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran proyek.
4.      Matriks asesmen         : Penialaian keterampilan STEM