BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Dalam kegiatan ini bertujuan mendapatkan data apakah mobil-mobil efisien membawa orang didalamnya yang terdapat pada lingkungan perkotaan.
1.2 Alat
Alat-alat tulis berupa buku dan balpoin
1.3 Cara Kerja
Kegiatan pertama
1. Buatlah anggota kelompok yang berjumlah 3 orang
2. Tiap kelompok berdiri dipinggir jalan atau trotoar pada hari kerja (bukan hari libur)
3. Satu orang bertugas sebagai penghitung, satu orang bertugas sebagai pencatan dan satu orang sebagai mentaly
4. Hitung mobil sebanyak 200 buah yang melintas di jalan beserta isinya atau penumpangnya pada jam 08.00, 10.00, 12.00, 14.00 dan 16.00 WIB dalam hari yang sama
5. Hitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghitung mobil sampai 200
6. Kemudian catat hasil dari kegiatan tersebut
Kegiatan kedua
1. Lakukan kegiatan seperti kegiatan 1 tetapi dalam pelaksanaannya di hari minggu atau hari libur
2. Bandingkan hasil pengamatan di hari kerja dan hari libur kemudian buat laporan dan garafiknya
1.4 Kajian Teoritis
a. Lingkungan Hidup
Ø Pengertian Lingkungan Hidup
Secara umum lingkungan mempunyai arti sebagai segala sesuatu diluar individu. Tetapi ruang lingkup pengertian ini juga berbeda. Ada konsep lingkungan yang ruang lingkupnya terbatas dan ada pula yang bersifat sangat luas. Ada konsep lingkungan yang lebih menekankan pada faktor fisik tetapi ada pula yang lebih menekankan pada faktor non fisik atau interaksi antara keduanya. Menurut Undang-Undang No.4 Tahun 1982, lingkungan hidup diartikan sebagai “ Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kellangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Ø Kebutuhan Hidup Manusia
Berdasarkan sifatnya, kebutuhan hidup manusia dapat dikategorikan menjadi kebutuhan hidup material antara lain adalah air, udara, makanan. Sandang, tempat tinggal, transportasi, serta perlengkapan fisik lainnya. Adapun kebutuhan manusia yang bersifat nonmaterial antara lain adalah kebutuhan akan rasa aman, rasa kasih sayang, pengakuan atas eksistensinya, pendidikan serta sistem nilai dan pranata-pranata dalam masyarakatnya
Otto Soemarwoto membagi kebutuhan dasar manusia menjadi tiga golongan yang tersusun menurut hierarki sebagai berikut:
1. Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati
a. Air
b. Udara
c. Bahan makanan
d. Perkawinan untuk memperoleh keturunan
2. kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup manusiawi
a. Rumah
b. Sistem nilai dan pranata social
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
3. Kebutuhan untuk memilih
a. Model rumah
b. Warna
c. Corak
d. Model pakaian
f. Memilih lingkungan yang sesuai dengan keinginan hatinya
b. Pencemaran lingkungan
Ø Pengertian pencemaran
Pencemaran terjadi bila dalsm limgkungan terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan baik yang bersifat fisik,kimiawi maupun biologis sehingga mengganggu kesehatan,eksistensi manusia,dan aktivitas manusia serta organisme lainya.bahan penyebab pencemaran tersebut baik yang bersifat kimiawi,fisik,biologis maupun yang berbentuk prilaku manusia disebut bahan pencemar atau polutan.
Secara garis besarnya terjadinya polusi tergantung dari empat factor yaitu: jumlah penduduk,jumlah sumber daya alam yang dipakai oleh tiap individu,jumlah polutan yang dikeluarkan oleh tiap jenis sumber daya alam serta teknologi yang digunakan.sekalipun bukan merupakan satu-satunya penyebab,polusi akan meningkat bila jumlah penduduk bertambah,polusi terjadi sebagai efek samping pemanfaatan materi dan energy,oleh karena itu polusi tergantung pada jumlah sumber daya alam yang digunakan.Hal ini memerlikan penjelasan selanjutnya karena beberapa jenis sumber daya alam menimbulkan polutan lebih banyak dari pada sumber daya alam lainnya.jadi polusi juga tergantung pada jenis sumber daya alam yang digunakan.Untuk mempermudah aktivitas hidupnya manusia mengembangkan teknologi yang menimbulkan zat sintesis yang sukar diuraikan oleh lingkungan sehingga menimbulkan pencemaran.Jenis dan jumlah zat sintesis yang dihasilkan tergantung pada teknologi yangb digunakan,oleh karena itu polutan dipengaruhi pula oleh teknologi.
Ø Empat tahap pencemaran
a. Pencemaran tingkat pertama,yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian pada manusia,baik dilihat dari kadar zat pencemarannya maupun waktu kontaknya dengan lingkungan.
b. Pencemaran tingkat kedua,yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan iritasi ringan pada panca indera dan alat vegetative serta telah menimbulkan gangguan pada komponen ekosistem lainnya.
c. Pencemaran tingkat ketiga,yaitu pencenaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis.
d. Pencemaran tingkat keempat,yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit bahkan kematian dalam lingkungan karena kadar pencemarannya terlalu tinggi.
Ø Bahan pencemaran atau polutan
1. Berdaserkan jenis atau sifatnya,bahan pencemaran dapat digolongkan menjadi polutan fisik,polutan kimiawi,polutan biologis dan polutan yang berbentuk perilaku atau polutan social budaya.
2. Berdasarkan asal mula terdapatnya bahan pencemar, polutan dapat diklasifikasikan menjadi polutan kualitatif dan polutan kuantitatif.
3. Dipandang dari segi biologis, dapat diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya untuk diuraikan oleh organism dalam lingkungan. Pencemar dibagi menjadi pencemar yang dapat terurai atau dapat diturunkan tingkat bahayanya serta polutan yang tidak dapat terurai atau tidak dapat diturunkan tingkat bahayanya.
4. Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh adanya polutan umumnya tidak dapat dirasakan secara langsung oleh manusia, tapi terdapat gejala-gejala lain yang dapat digunakan sebagai indicator adanya pencemaran.
5. setiap jenis polutan mempunyai daya racun yang berbeda, dan suatu polutan yang sama dapat menimbulkan akibat yang berbeda, dan suatu polutan makhluk hidup.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
a. Kepadatan Kendaraan di Kota Bandung
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, HM Askary di Bandung, Sabtu (19/5), mengutip data Polwiltabes Bandung, mengungkapkan bahwa jumlah kendaraan dari luar kota yang masuk ke kota itu sejak Kamis hingga Sabtu (long weekend), rata-rata mencapai 60 ribu kendaraan setiap hari.
Askary mengatakan jumlah kendaraan ini dihitung berdasarkan kategori mobil yang golongan besar seperti bus dan kecil yang masuk melewati jalan tol dan jalan utama memasuki Kota Bandung saat dimulainya liburan panjang pada Kamis lalu.
"Penghitungan jumlah ini tidak termasuk jumlah kendaraan bermotor yang merupakan milik warga Kota Bandung sehingga jika dijumlahkan dapat mencapai dua kali lipatnya," ujarnya. Dari banyaknya jumlah kendaraan ini, Askary optimis pariwisata di Kota Bandung akan semakin berkembang seiring dengan banyaknya obyek wisata yang ada seperti wisata kuliner, wisata belanja, wisata bangunan bersejarah dan seni budaya.
Ketika ditanyakan daya tampung lahan parkir yang berada di ruas-ruas kepadatan obyek wisata Kota Bandung, Askary membenarkan adanya kendala dalam penyediaan lahan parkir. "Saat ini kami akan menggandeng investor yang berminat untuk membangun gedung parkir di beberapa lahan strategis pariwisata," ujarnya.
Rencana ini telah digulirkan kepada investor-investor yang ada meski hingga kini belum ada investor yang menyanggupi pembangunan lahan parkir ini.
"Tentu saja para investor akan mendapat keuntungan yang tidak sedikit atas bisnis ini karena ke depan, kami akan memperlebar obyek wisata yang ada dengan `menjual` wisata kesehatan, pendidikan dan pembenahan di sektor-sektor pariwisata yang telah ada," kata Askary.
Pada 2006 lalu, jumlah kendaraan yang masuk ke Kota Bandung mencapai 45 juta kendaraan kecil dan 4,9 juta kendaraan besar. Hingga Mei ini baru 40 persen kendaraan yang masuk Ke Kota Bandung dari jumlah total kendaraan tahun lalu.
Pada 2006 lalu, jumlah kendaraan yang masuk ke Kota Bandung mencapai 45 juta kendaraan kecil dan 4,9 juta kendaraan besar. Hingga Mei ini baru 40 persen kendaraan yang masuk Ke Kota Bandung dari jumlah total kendaraan tahun lalu.
Berdasarkan pemantauan, beberapa ruas jalan di Kota Bandung seperti di Jalan Pasteur hingga Surapati, Jalan Dago, Jalan Riau, Jalan Lingkar Selatan terjadi kepadatan kendaraan yang menuju obyek-obyek wisata belanja dan kuliner.
Meski demikian antrian yang panjang di ruas jalan tersebut masih berjalan lancar, padat merayap dan tidak ada kemacetan total. Aparat kepolisian menjaga ketat jalur kendaraan dan perempatan di beberapa titik.
b. Pencemaran Udara
v Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Secara umum penyebab pencemaran udara ada dua macam, yaitu:
Ø Karena factor internal (secara alamiah), contoh:
· Debu yang beterbangan akibat tiupan angin.
· Abu (debu) yang dekeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik.
· Proses pembusukan sampah organik, dll.
Ø Karena faktor eksternal (karena ulah manuisia), contoh:
· Hasil pembakaran bahan bakar fosil.
· Debu atau serbuk dari kegiatan industri.
· Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan di udara.
v Komponen Pencemaran Udara
Ø Pencemaran udara berbentuk gas dapat dibedakan menjadi:
· Golongan belerang terdiri dari sulfur dioksida (SO2), hydrogen sulfide (H2S) dan sulfat aerosol.
· Golongan nitrogen terdiri dari nitrogen oksida (N2O), nitrogen monoksida (NO), amoniak (NH3) dan hydrogen dioksida (NO2).
· Golongan karbon terdiri dari karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), hidrokarbon.
· Golongn gas yang berbahaya terdiri dari benzen, Vynil klorida, air raksa uap.
Ø Pencemaran udara berbentuk partikel dapat dibedakan menjadi:
· Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah.
· Bahan organic terdiri dariikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, benzen.
Ø Pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua:
· Pencemaran udara bebas, sumber pencemaran udaara bebas:
ü Alamiah, berasal dari letusan gunung berapi, pembusulan, dll.
ü Kegiatan manusia, industry, rumah tangga, asap kendaraan, dll.
· Pencemaran udara ruangan, berupa pencemarran udara didalam ruangan yang berasal dari pemukiman, perkantoran ataupun gedung tinggi.
v Dampak Pencemaran Udara
Udara merupakan bagian yang sangat esensial bagi kelangsungan hidup manusia.dimanapun kita berada pasti memerlukan udara untuk hidup.Indonesia sekarang ini kurang lebih 70% pencemaran udara di sebabkan emisi kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan dampak negatife,baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan,seperti timbal/timah hitam (Pb) Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100% timbal.Belum lagi pertumbuhan industri otomotif dari tahun ke tahun semakin pesat yang mungkin akan menyumbang cukup besar polusi udara.
Secara umum terdapat 2 sumber pencemaran udara yaitu pencemaran akibat sumber alamiah(natural sources),seperti letusan gunung berapi,dan yang berasal dari kegiatan manusia (aniropogenic sources),seperti yang berasal dari transportasi,emisi pabrik,dan lain-lain.Di dunia dikenal 6 jenis zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan manusia: karbonmonoksida (CO), oksida.sulfur (SOx), nitrogenoksida (NOx), partikulat, hidrokarbon (HQ), oksida foto kimia dan ozon.
Masyarakat miskin di Jakarta sangat dirugikan oleh pencemaran udara mereka dipastikan banyak menderita berbagai macam penyakit.Namun sebaliknya masyarakat kalangan atas terhindar dari serangan pencemaran udara ini karena dapat tinggal di rumah yang tertutup,terlindung dari pencemaran udara (dengan air condition terpasang dalam gedung mereka atau mengendarai mobil tertutup dengan AC yang sejuk).Para pengemudi bis umum sendiri terserang oleh pencemaran udara karena mereka bersama-saina dengan masyarakat miskin lainnya berada di udara terbuka penuh dengan udara beracun.
Menurut penelitian seorang ahli lingkungan Indonesia 98.80% bis umum di Jakarta mengeluarkan gas buang yang melanggar ambang batas emisi udara.Kesadaran pengusaha angkutan bis dan pengemudi bis Jakarta menyangkut pencemaran udara sangat rendah.
BAB III
LAPORAN HASIL
3.1 Kegiatan Pertama (Hari Kerja)
Kegiatan pertama yang dilakukan yaitu pada hari rabu tanggal 19 – Mei – 2010 di jalan Cihampelas depan pintu masuk Ciwalk dengan data sebagai berikut:
Tabel 1
Jam 08.00 – 08.13 WIB
Jumlah Penumpang | Jumlah Mobil | Total | |
Mobil | Penumpang | ||
1 | 95 | 95 | |
2 | 54 | 108 | |
3 | 14 | 42 | |
4 | 9 | 36 | |
5 | 9 | 45 | |
6 | III | 3 | 18 |
>6 | 16 | ±128 | |
Jumlah | 200 | ±472 |
Tabel 2
Jam 10.00 – 10.6 WIB
Jumlah Penumpang | Jumlah Mobil | Total | |
Mobil | Penumpang | ||
1 | 96 | 96 | |
2 | 62 | 124 | |
3 | 12 | 36 | |
4 | 13 | 52 | |
5 | 5 | 25 | |
6 | III | 3 | 18 |
>6 | 9 | ±124 | |
Jumlah | 200 | ±475 |
Tabel 3
Jam 12.00 – 12.10 WIB
Jumlah Penumpang | Jumlah Mobil | Total | |
Mobil | Penumpang | ||
1 | 81 | 81 | |
2 | 72 | 144 | |
3 | 16 | 48 | |
4 | 7 | 28 | |
5 | IIII | 4 | 20 |
6 | 7 | 42 | |
>6 | 13 | ±142 | |
Jumlah | 200 | ±555 |
Tabel 4
Jam 14.00 – 14.12 WIB
Jumlah Penumpang | Jumlah Mobil | Total | |
Mobil | Penumpang | ||
1 | 91 | 91 | |
2 | 61 | 122 | |
3 | 13 | 39 | |
4 | 11 | 44 | |
5 | IIII | 4 | 20 |
6 | III | 3 | 18 |
>6 | 17 | ±384 | |
Jumlah | 200 | ±718 |
Tabel 5
Jam 16.00 – 16.13 WIB
Jumlah Penumpang | Jumlah Mobil | Total | |
Mobil | Penumpang | ||
1 | 87 | 87 | |
2 | 53 | 106 | |
3 | 13 | 39 | |
4 | 8 | 32 | |
5 | 10 | 50 | |
6 | 8 | 48 | |
>6 | 21 | ±465 | |
Jumlah | 200 | ±827 |
Grafik pengamatan hari Rabu tanggal 19 Mei 2010
3.2 Kegiatan Kedua (Hari Libur)
Kegiatan kedua dilakukan pada hari minggu tanggal 30 – Mei – 2010 di jalan Cihampelas depan pintu masuk Ciwalk dengan data sebagai berikut:
Tabel 1
Jam 08.00-08.13 WIB
Jumlah Penumpang | Jumlah Mobil | Total | |
Mobil | Penumpang | ||
1 | 81 | 81 | |
2 | 40 | 80 | |
3 | 19 | 57 | |
4 | 12 | 48 | |
5 | 10 | 50 | |
6 | IIII | 4 | 24 |
>6 | 36 | ±489 | |
Jumlah | 200 | ±829 |
Tabel 2
Jam 10.00-10.10 WIB
Jumlah Penumpang | Jumlah Mobil | Total | |
Mobil | Penumpang | ||
1 | 82 | 82 | |
2 | 48 | 96 | |
3 | 26 | 78 | |
4 | 17 | 68 | |
5 | 6 | 30 | |
6 | 7 | 42 | |
>6 | 19 | ±279 | |
Jumlah | 200 | ±757 |
Tabel 3
Jam 12.00-12.13 WIB
Jumlah Penumpang | Jumlah Mobil | Total | |
Mobil | Penumpang | ||
1 | 75 | 75 | |
2 | 50 | 100 | |
3 | 27 | 81 | |
4 | 19 | 76 | |
5 | IIII | 4 | 20 |
6 | 5 | 30 | |
>6 | 20 | ±246 | |
Jumlah | 200 | ±628 |
Tabel 4
Jam 14.00-14.17 WIB
Jumlah Penumpang | Jumlah Mobil | Total | |
Mobil | Penumpang | ||
1 | 62 | 62 | |
2 | 60 | 120 | |
3 | 19 | 57 | |
4 | 26 | 104 | |
5 | IIII | 10 | 50 |
6 | 9 | 54 | |
>6 | 14 | ±310 | |
Jumlah | 200 | ±757 |
Tabel 5
Jam 16.00-16.19 WIB
Jumlah Penumpang | Jumlah Mobil | Total | |
Mobil | Penumpang | ||
1 | 57 | 57 | |
2 | 47 | 94 | |
3 | 22 | 66 | |
4 | 19 | 76 | |
5 | 18 | 90 | |
6 | 11 | 66 | |
>6 | 16 | ±430 | |
Jumlah | 200 | ±879 |
Grafik pengamatan hari Rabu tanggal 19 Mei 2010
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kepadatan lalu lintas di jalan Cihampelas
Tempat atau jalan yang kami amati pada pengamatan kemarin adalah jalan Cihampelas tepatnya didepan pintu masuk Ciwalk. Pada hari biasa, volume kendaraan pada pukul 08.00 ramai lancer. Pada jam 12.00 sudah mulai padat b ahkan bisa dibilang macet. Pada sore hari, tepatnya pukul 16.00 jalan semakin padat dikarenakan banyak bus dari luar kota yang melintas bahkan parkir di tepi jalan yang merupakan penyebab kemacetan.
Pada hari libur, volume kendaraan padat dari hari biasa. Hal ini dikarenakan banyak pengunjung dari luar kota yang berkunjung untuk berlibur, terutama dari Jakarta. Volume bus yang melintas pun bertambah banyak dan menyebabkan jalan bertambah macet sehingga pengamatan pun berjalan lama.
4.2 Gas-gas yang keluar dari hasil pembakaran pada mobil serta pengaruh terhadap kesehatan pernafasan dan proses Fisiologisnya.
Kota Bandung... begitu mendengarnya pasti yang terbayang dan terlintas dibenak orang adalah tempat yang sejuk dan dingin. Tempat liburan dan tujuan wisata yang menyenangkan. Berjamurnya FO (factory outlet) dan distro. Banyak kafe dan restauran yang menawarkan makanan-makanan khas, dan memiliki banyak objek wisata alam yang indah dan menakjubkan, seperti tangguban perahu, pemandian panas Ciater, Situ Patenggang, kawah Putih Gunung Patuha
Namun jangan salah, kota yang termasuk dalam lima kota besa di Indonesia dan kota yang banyak dicintai oleh banyak orang (termasuk aku), menyimpan banyak masalah yang kurang menyenangkan. Tentu banyak yang tidak menyangka hidup di Bandung yang nyaman dan dingin (dulu), ternyata sekarang begitu menyesakan.
Hidup di Bandung menyesakan? Kok bisa?
Pertanyaan itu pasti muncul ketika mendengar pernyataan tadi. Ternyata kota tujuan wisata yang terkenal akan kesejukannya ini, kini mulai memudar. Tidak hanya kesejukannya saja yang memudar akibat penebangan pohon, tingkat polusi udara di Bandung sangat mengerikan dan jauh berbahaya dari polusi di Jakarta.
Memang susah mendapatkan udara bersih dan bebas polusi di kota kembang ini. Salah satu contoh, kalau kita berdiri sekitar 10 – 15 menit di pinggiran jalan (ambil contoh di jalan Asia-Afrika, jalan protokol yang setiap waktu selalu penuh dengan mobilitas warga Bandung) dijamin pasti tidak akan betah berlama-lama berdiri di jalan tersebut. Dengan kondisi udara tidak segar dan penuh asap dari kendaraan, kesulitan bernafas sudah pasti. Batuk-batuk, bisa jadi. Yang jelas sangat tidak nyaman berada di suatu tempat dengan kondisi udara tidak sehat.
Hampir di semua ruas jalan di Kota Bandung seperti itu. Zat-zat berbahaya seperti Karbondioksida (CO2), Karbonmonoksida (CO), Hidrokarbon (HC), dan Nitrogen Oksida bebas berkeliaran di setiap ruas jalan. Pencemaran udara akan bertambah parah saat siang hari, dimana mobilitas warga Bandung semakin memuncak. Dari sini saja bisa disimpulkan, kalau udara bersih di Kota Bandung sangat mahal dan tidak terjangkau oleh siapapun.
Kalau membaca tulisan ini, mungkin semua akan berpikir, sebegitu parahnya pencemaran udara di Bandung? Jawabannya iya.
Dan dari sektor transportasilah, penyumbang terbesar dari polusi udara di Bandung. Banyaknya jumlah kendaraan yang melintas di jalan raya, apalagi di akhir pekan, saat Bandung dibanjiri oleh wisatawan lokal. Lalu sistem lalu lintas yang masih kurang terkontrol, dengan mudah dapat menemukan pemandangan umum di beberapa jalan, arus lalu lintas begitu semerawut. Sehingga tidak mengherankan jika kemacetan terjadi di ruas jalan protokol. Ditambah dengan BBM yang beredar di Kota Bandung belum bebas timbal (Pb).
Padahal timbal merupakan zat berbahaya yang harus diwaspadai oleh setiap orang. Timbal adalah neurotoksin atau racun penyerang saraf yang sifatnya akumulatif. Sumber utama timbal berasal dari gas buang kendaraan bermotor. Saat bensin bertimbal dibakar, partikel-partikel halus timbal akan diemilsikan. Kemudian timbal akan tetap berada di udara lepas dalam jangka waktu berminggu-minggu. Hingga akhirnya timbal mengendap ke tanah. Partikel halus timbal bisa langsung dihirup langsung ke paru-paru dan diserap ke dalam darah dengan efisiensi hampir 100%, kemudian timbal akan terkumpul di otak (keterangan ini didapat dari berbagai sumber).
Hasil penelitian kandungan timbal dalam darah yang dilakukan ITB tahun 2004 lalu, menunjukkan lima dari 20 anak usia SD memiliki kadar timbal dalam darah melebihi standar WHO. Pada sampel anak SMP, dipastikan 55% dari 20 anak, yakni 11 anak positif mengandung kadar timbal berlebih dalam darahnya. Sedangkan pada sampel orang dewasa usia kerja ditemukan hasil yang sama, lima dari enam orang PKL, dua dari sepuluh orang polisi, lima dari delapan petugas parkir memiliki kadar timbal dalam darah yang melebihi standar orang dewasa, yakni 25 ug/dl.
Kenyata tersebut mengindikasikan tingginya kadar timbal yang sudah meracuni udara Kota Bandung. Kemudian penelitian yang dilakukan BPLHD Kota Bandung, bulan Mei 2008, masih menunjukkan tingginya jumlah anak yang terkontaminasi kandungan timbal di atas standar WHO, yaitu 10 mikrogram/desiliter (ug/dl), (sumber Pikiran Rakyat).
Dampak timbal pada anak-anak bisa menurunkan IQ. Pada wanita hamil menimbulkan anemia dan keguguran, sedang pad laki-laki menurunkan kesuburan (fertilitas). Solusi terbaik untuk mengatasi tingginya kadar timbal di Kota Bandung adalah dengan mensterilkan BBM dari timbal (Pb), karena timbal sangat merugikan dan harus dihilangkan.
Tidak hanya BBM yang belum steril dari timbal dan padatnya arus lalu lintas penyebab tingginya polusi udara di Kota Bandung saja. Polusi di Bandung tambah diperparah dengan lokasi Kota Bandung yang berada di daerah cekungan. Cekungan Bandung menyebabkan terkonsentrasinya polutan semakin tinggi, karena terperangkapnya di daerah cekungan. Ini yang membuat polusi di Bandung lebih berbahaya dibandingkan polusi di Jakarta. Jakarta berada di tanah yang landai, hingga partikel-partikel polutan di udara bisa terbawa angin.
Dalam setahun hanya 55 hari udara sehat yang beredar di Kota Bandung, selebihnya udara di atas Kota Bandung dipenuhi dengan berbagai polutan atau senyawa yang berbahaya bagi kesehatan (sumber Kompas). Selain dari kendaraan polusi udara di Bandung juga berasal dari sektor industri yang menjamur di Bandung dan juga pembakaran sampah.
Sungguh menyedihkan, Bandung yang selama ini terkenal akan keelokan kota dan panorama alamnya, juga sebagai tempat wisata favorit, ternyata polusi udara yang mencengkram di atas Kota Bandung begitu berbahaya. Kenapa tidak dari sekarang secara bersama-sama mengurangi polusi dengan menanam pohon di lingkungan rumah masing-masing. Meski menanam pohon dampaknya hanya sedikit dalam usaha memperbaiki pencemaran udara di Kota bandung, itu lebih baik daripada berdiam diri.
4.3 Faktor-foktor yang menyebabkan kepadatan kota bandung
1. Kota Bandung sebagai tempat urbanisasi masyarakat luar
2. Mayoritas masyarakat Bandung banyak yang mempunyai mobil atau ingin membelinya.
3. Kota bandung sebagai objek tujuan untuk liburan
4. Kota bandung sebagai salah satu kota dengan banyak Perguruan tinggi terbaik sehingga banyak berdatangan masyarakat atau orang-orang menetap di Bandung.
4.4 Tingkat kepadatan populasi lebih tinggi siang dari pada malam
Tingkat kepadatan populasi lebih tinggi siang dari pada malam disebabkan karena pada siang hari sebagian besar penduduk kota bandung pergi untuk bekerja, bersekolah, kuliah, dan aktivitas-aktivitas lainnya.
Sedangkan pada malam hari, sebagian penduduk kota bandung tidak bepergian karena waktu malam digunakan untuk istirahat dan berkumpul dengan keluarga, walaupun ada sebagian yang bepergian untuk bekerja.
4.4 Saran untuk mengatasi masalah transportasi kota Bandung
1. Adanya undang-undang yang mengatur tentang pembatasan kepemilikan kendaraan pribadi.
2. Penggunaan alat transportasi masal atau kendaraan umum.
3. Perbanyak alat transportasi masal.
4. Pelebaran jalan-jalan protocol.
5. Perbaikan jalan-jalan dan sistem drainase.
6. Pembuatan jalan alternatif.
BAB V
KESIMPULAN
Dengan makin majunya kehidupan modern yang berlatar belakang konsumtif berkelebihan, timbulah kemudian berbagai industri, pusat-pusat pengembangan ekonomi dan lain-lain yang pada hakekatnya timbal-balik masih menimbulkan berbagai mata rantai perubahan terhadap ekosistem yang ditinggalkan.Perubahan yang mau tidak mau sesungguhnya banyak mempengarui keseimbangan kesehatan lingkungan.Berbagai implikasi tersebut garis besarnya berkisar antara pada masalah industrialisasi,mobilitas manusia yang terus meningkat,diskonkruensi masalah kependudukan terhadap daya dukung yang makin melebar dan lain-lain.Implikasi ini ternyata menimbulkan berbagai mekanisme yang beraneka ragam terhadap stabilitas dan kuantitas ekosistem udara yang memiliki pola-pola khusus yang khas.
Dengan adanya implikasi ini udara mengalami baik perubahan susunan kompisisinya dari segi kimiawi, perubahan temperatur dan kelembaban udara maupun segala aspek estetika dari pandangan udara yang makin suram. Bahwa hubungan antara makin banyaknya industrialisasi(yang dikonversikan sebagai sumber yang menggunakan enersi) dengan emisi oksida nitrogen tiap-tiap hari berdasarkan model empiris yang pernah diteliti.Masalah debu atau paetikulat pada daerah-daerah industri merupakan masalah tersendiri.Asap industri justru dikeluarkan bukan secara intermittent atau sekali,melainkan serial berturut-turut tak terputus yang mempunyai efek sangat merugikan untuk kondisi kesehatan.
Banyak industri-industri yang ada menimbulkan menimbulkan pencemaran bagi lingkungan sekitar,baik pencemaran secara cair,pencemaran secara udara dan semua pencemaran tersebut nantinya akan menimbulkan dampak yang tidak sehat bagi manusia dan lingkungan sekitar.Meskipun selama ini pencemaran udara banyak ditimbulkan oleh industri-industri,tapi tidak menutup kemungkinan untuk kendaraan bermotor untuk mencemari lingkungan sekitar dan itu merupakan ancaman pencemaran terbesar untuk beberapa tahun kemudian.Kerugian terhadap adanya pencemaran udara yang ditimbulkan oleh industialisasi maupun polutan akan menimbulkan perubahan suhu dan iklim udara,sehingga berpengaruh besar terhadap fisiologi tubuh.
Jika dipertimbangkan secara terpisah, meskipun masa-masa polusi yang parah tersebut melelehkan dan sulit dipahami itu semua tak memberikan bukti yang meyakinkan bahwa polusi merupakan penyebab penyakit.Itulah sebabnya,maka lonjakan tingkat-tingkat kematian membuktikan bahwa polusi yang parah hanyalah menggalakan penyakit-penyakit yang ada.
Secara logika,udara kotor pasti mempengaruhi paru-paru,itulah sebabnya maka peranan polutan, terutama oksida sulfur dan zat-zat partikulat dalam merangsang penyakit-penyakit pernafasan telah mendapat cukup perhatian.
Berdasarkan pengamatan yang kami laksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa jalan Cihampels sering mengalami kemacetan apalagi pada hari libur yang dikarenakan banyak pengunjung dari luar kota yang datang. Pada hari biasa, volume kendaraan pada pukul 08.00 ramai lancar. Pada jam 12.00 sudah mulai padat bahkan bisa dibilang macet. Pada sore hari, tepatnya pukul 16.00 jalan semakin padat dikarenakan banyak bus dari luar kota yang melintas bahkan parkir di tepi jalan yang merupakan penyebab kemacetan. Pada pengamatan hari pertama ini bisa dikatakan bahwa mobil-mobil yang mengangkut penumpang masih kurang efisien karena masih banyak mobil yang hanya membawa satu orang saja.
Pada hari libur, volume kendaraan padat dari hari biasa, oleh karena itu pengamatan yang dilaksanakan berjalan lama. Hal ini dikarenakan banyak pengunjung dari luar kota yang berkunjung untuk berlibur, terutama dari Jakarta. Volume bus yang melintas pun bertambah banyak dan menyebabkan jalan bertambah macet sehingga pengamatan pun berjalan lama. Pada pengamatan hari kedua ini bisa dikatakan bahwa mobil-mobil yang mengangkut penumpang masih kurang efisien karena masih banyak mobil yang hanya membawa satu orang saja dan pada pengamatan kali ini juga, pengamatan dilakasanakan cukup lama karena kepadatan mobil yang tidak memungkinkan mobil untuk berjalan cepat.
No comments:
Write komentar