1. Fosfolipid
Fosfolipid adalah lemak turunan
di mana satu asam lemak telah digantikan oleh gugus fosfat
dan satu dari beberapa molekul yang mengandung nitrogen.
Lipid
dalam bentuk fosfolipid adalah komponen yang paling dominan dalam membran sel.
Molekul fosfolipid terdiri atas gugus fosfat yang membentuk ikatan kovalen
dengan atom C penyusun kerangka gliserol sehingga membentuk fosfogliserida.
Jika kerangka gliserol diganti dengan dengan sfingosin maka disebut sebagai
sfingolipid. Fosfogliserida yang paling umum ditemukan menyusun membran sel
adalah fosfatidilkolin, fosfatidiletanolamin, fosfatidilserin dan
fosfatidilinositol. Keempat jenis fosfolipid diatas dibedakan oleh adanya gugus
kolin, etanolamin, serin atau inositol yang berikatan dengan gugus fosfat.
Untuk kelompok sfingolipid, yang paling banyak ditemukan menyusun membran sel
adalah sfingomielin, yaitu gugus fosfat dari sfingolipid berikatan dengan kolin.
Rasio antar jenis lipid yang menyusun membran sangat beragam antar jenis sel.
Misalnya sfingomielin adalah molekul lipid yang hanya ditemukan menyusun
membran sel hewan dan tidak ditemukan menyusun membran bakteri, tumbuhan,
miktokondria dan kloroplas.
2. Pinocytosis
Pinositosis merupakan peristiwa masuknya sejumlah kecil medium
kultur dengan membentuk lekukan-lekukan membran sel. Peristiwa ini dapat
terjadi bila konsentrasi protein dan ion tertentu pada medium sekeliling
sel sesuai dengan konsentrasi di dalam sel. Proses pinositosis dapat
diamati dengan mikroskop elektron. Sel-sel yang melakukan proses
pinositosis ini antara lain sel darah putih, epitel usus, makrofag hati,
dan lain-lain. Tahapan proses pinotosis adalah sebagai berikut.
Keterangan gambar:
1. Molekul-molekul medium kultur mendekati membran sitoplasma.
2. Molekul-molekul mulai melekat (menempel) pada plasma, hal ini
terjadi karena adanya konsentrasi yang sesuai antara protein dan ion
tertentu pada medium sekeliling sel dengan di dalam sel.
3. Mulai terbentuk invaginasi pada membran sitoplasma.
4. Invaginasi semakin ke dalam sitoplasma.
5. Terbentuk kantong dalam sitoplasma dan saluran pinositik.
6. Kantong mulai lepas dari membran plasma dan membentuk
gelembunggelembung kantong.
7. Gelembung-gelembung kantong mulai mempersiapkan diri
untuk melakukan fragmentasi.
8. Gelembung pecah menjadi gelembung yang lebih kecil.
3.
Polar
Ikatan kovalen polar adalah suatu ikatan kovalen dimana
elektron-elektron yang membentuk ikatan lebih banyak menghabiskan waktunya
untuk berputar dan berkeliling disekitar salah satu atom. Pada molekul HCl
elektron yang berikatan akan lebih dek
at kepada atom klor daripada Hidrogen. Polaritas ikatan ini dapat digambarkan dalam bentuk panah atau symbol δ+ , δ-. δ+ adalah tanda bahwa atom lebih bersifat elektropositif di banding dengan atom yang menjadi pasangannya. δ- berarti bahaw atom lebih bersifat elektronegatif daripada atom yang menjadi pasangan ikatannya. Lihat harga kelektronegtaifan tiap unsur pada tabel pauling
at kepada atom klor daripada Hidrogen. Polaritas ikatan ini dapat digambarkan dalam bentuk panah atau symbol δ+ , δ-. δ+ adalah tanda bahwa atom lebih bersifat elektropositif di banding dengan atom yang menjadi pasangannya. δ- berarti bahaw atom lebih bersifat elektronegatif daripada atom yang menjadi pasangan ikatannya. Lihat harga kelektronegtaifan tiap unsur pada tabel pauling
Senyawa kovalen bisa digolongkan menjadi kovalen polar dan
kovalen polar.
Senyawa kovalen polar adalah senyawa kovalen yang memiliki momen dipol tidak sama dengan nol, artinya kedua ujungnya mempunyai perbedaan muatan, ujung yang satu lebih positif dan ujung yang lain lebih negatif.
Senyawa kovalen non polar momen dipolnya sama dengan nol, artinya tidak memiliki perbedaan muatan di kedua ujungnya.
Pada senyawa kovalen non polar:
- momen dipol = 0
- bentuk molekulnya simetris
- atom pusat tidak memiliki pasangan elektron bebas
contoh : O2, N2, Cl2, CH4 dll
Senyawa kovalen polar adalah senyawa kovalen yang memiliki momen dipol tidak sama dengan nol, artinya kedua ujungnya mempunyai perbedaan muatan, ujung yang satu lebih positif dan ujung yang lain lebih negatif.
Senyawa kovalen non polar momen dipolnya sama dengan nol, artinya tidak memiliki perbedaan muatan di kedua ujungnya.
Pada senyawa kovalen non polar:
- momen dipol = 0
- bentuk molekulnya simetris
- atom pusat tidak memiliki pasangan elektron bebas
contoh : O2, N2, Cl2, CH4 dll
4. Micropinocytosis
Merupakan proses yang terjadi jika terdapat
konsensrasi yang cocok dari protein asam amino atau ion-ion tertentu pada
medium sel berupa cairan.
5. Hydrophilic
Hidrofilik menurut etimologinya
terdiri atas dua kata yaitu hidro (air) dan filik (suka) sehingga dapat diartikan bahwa hidrofilik
merupaka suatu senyawa yang
dapat berikatan dengan air.Senyawa ini dapat berikatan dengan air diakibatkan
karena bentuknya yang polar.Senyawa yang bersifat hidrofilik biasanya tidak dapat berikatan
dengan molekul lemak, minyak, atau
molekul-molekul nonpolar lainnya.
6. Exocytosis
Eksositosis adalah proses keluarnya suatu zat ke luar sel. Proses ini
dapat Anda lihat pada proses kimia yang terjadi dalam tubuh kita, misalnya
proses pengeluaran hormon tertentu. Semua proses sekresi dalam tubuh
merupakan proses eksositosis. Sel-sel yang mengeluarkan protein akan
berkumpul di dalam badan golgi. Kantong yang berisi protein akan bergerak
ke arah permukaan sel untuk mengosongkan isinya.
Tahap-tahap fagositosis dapat terlihat pada Gambar 1.19!
7. Hydrophobic
Hidrophobik (daripada Yunani (hydros)
"air" and (phobos) "takut") dalam kimia merujuk
kepada ciri-ciri fizikal molekul yang
ditolak oleh air. Molekul
Hydrofobik dalam air biasanya berkelompok bersama-sama. Partikel hidrofobik
(menolak air) berakumulasi dalam lingkungan yang aqueous dan terikat satu sama
lain melalui kekuatan molekul air di sekitarnya.
8. Partially permeable
Merupakan
membrane yang memungkinkan molekul atau ion tertentu melewatinya dengan cara
difusi dan kadang-kadang khusus difusi berfasilitas.
9. Gaseous exchange
Merupakan
pertukaran gas yang terjadi pada permukaan atau batas pernafasan antara
lingkungan eksternal dan bagian dalam organism.
10. Water potential
Potensial Air merupakan energi yang dimiliki air untuk bergerak
atau untuk mengadakan reaksi. Dengan kata lain, potensial air merupakan tingkat
kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan difusi. Pada potensial air, air
bergerak dari potensial tinggi ke potensial rendah (dari larutan encer ke
larutan pekat, larutan encer lebih banyak mengandung air daripada larutan
pekat). Potensial air murni adalah nol,
adanya substansi yang terlarut di dalam air tersebut akan menurunkan potensial
airnya, sehingga potensial air dari suatu larutan adalah kurang dari nol.
Definisi ini hanya berlaku pada tekanan atmosfir. Apabila tekanan disekitar
system ditingkatkan atau diturunkan, maka secara otomatis potensial air juga
akan naik atau tururn sesuai dengan perubahan tekanan tersebut.
11. Alveoli
Alveoli adalah branchings akhir dari pohon pernapasan dan bertindak sebagai
unit pertukaran gas utama dari paru-paru. The-darah penghalang gas antara ruang
alveolar dan kapiler paru sangat tipis, sehingga memungkinkan pertukaran gas
yang cepat. Untuk mencapai darah, oksigen harus menyebar melalui epitel
alveolar, ruang interstisial tipis, dan endotelium kapiler, CO2 mengikuti
kursus sebaliknya untuk mencapai alveoli.
Alveoli terletak di zona pernafasan dari paru-paru, di distal
pengakhiran saluran alveolar dan atrium, membentuk titik penghentian saluran pernapasan . They provide total
surface area of about 75 m 2 . [ 2 ]
Mereka menyediakan luas permukaan total sekitar 75 m 2 Masing-masing
paru-paru manusia mengandung sekitar 300 juta alveoli. Setiap alveolus
dibungkus dengan mesh denda kapiler yang
mencakup sekitar 70% dari wilayahnya. Seorang alveolus dewasa memiliki diameter
rata-rata 200 sampai 300 mikrometer, dengan peningkatan diameter selama inhalasi .
Alveoli terdiri dari lapisan epitel dan matriks ekstraselular dikelilingi oleh
kapiler. Di beberapa dinding alveolar terdapat pori-pori antara alveoli disebut
Pori-pori dari Kohn.
12. Phospholipid bilayer
Sebuah pengaturan dua lapis molekul fosfat dan lipid
yang membentuk membran sel, lipid ujung hidrofobik menghadap ke dalam dan
fosfat ujung hidrofilik menghadap ke luar. Hal ini juga disebut lapisan ganda lipid.
13. Fluid mosaic model
Pada tahun 1972, Seymour Jonathan Singer dan Garth
Nicholson mengemukakan model
mosaik fluida yang disusun berdasarkan hukum-hukum termodinamika
untuk menjelaskan struktur membran sel. Pada model ini, protein penyusun
membran dijabarkan sebagai sekelompok molekul globular
heterogenus yang tersusun dalam struktur amfipatik, yaitu dengan gugus ionik
dan polar menghadap ke fasa akuatik, dan gugus non-polar menghadap ke dalam interior
membran yang disebut matriks
fosfolipid dan bersifat hidrofobik. Himpunan-himpunan molekul globular tersebut terbenam sebagian
ke dalam matriks fosfolipid tersebut. Struktur membran teratur membentuk
lapisan ganda fluida yang diskontinu, dan sebagian kecil dari matriks fosfolipid
berinteraksi dengan molekul globular tersebut sehinggal struktur mosaik fluida
merupakan analogi lipoprotein atau protein
integral di dalam larutan
membran ganda fosfolipid.
14. Glycoproteins
Glikoprotein adalah suatu protein yang
mengandung rantai oligosakarida yang mengikat glikan dengan ikatan kovalen
pada rantai polipeptida
bagian samping. Struktur ini memainkan beberapa peran penting di antaranya
dalam proses proteksi imunologis, pembekuan darah, pengenalan sel-sel, serta
interaksi dengan bahan kimia lain.
15. Glycolipid
Sebagaimana
ditunjukkan oleh namanya, glikolipid adalah molekul lipid yang berikatan dengan
gula (karbohidrat). Dalam hal ini, satu atom C pada kerangka gliserol membentuk
ikatan ester dengan molekul karbohidrat. Jika kerangka sfingosin yang digunakan
maka akan membentuk glikosfingolipid. Jenis glikolipid yang paling banyak
ditemukan menyusun membran sel adalah serebrosida dan gangliosida, terutama
membran sel saraf. Serebrosida seringkali disebut sebagai glikolipid netral
karena gugus karbohidratnya berupa galaktosa tunggal yang tidak bermuatan.
Sebaliknya, gangliosida bermuatan negatif karena mempunyai gugus karbohidrat
berupa olgisakarida yang bermuatan negatif. Kadangkala gangliosida ditemukan
menjuntai ke permukaan luar membran yang kemudian berfungsi sebagai situs
pengenalan antigen oleh antibodi dalam sistem imunitas tubuh. Salah satunya
adalah sebagai pembeda golongan darah ABO pada manusia.
Beberapa penyakit serius pada manusia ada yang diakibatkan
oleh kesalahan metabolisme glikosfingolipid, misalnya yang paling terkenal
adalah penyakit Tay-sachs. Dalam hal ini, lisosom tidak mempunyai enzim
β-N-asetilheksosaminidase yang mendegradasi gangliosida. Akumulasi gangliosida
di otak dan saraf akan menganggu aktifitas saraf sehingga pasien mengalami
paralisis, kemunduran mental dan yang paling parah akan menyebabkan kematian.
16. Plasmolysis
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel tumbuhan
diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan
turgor, menyebabkan sel tumbuhan
lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih
banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai
di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel,
menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Akhirnya cytorrhysis
- runtuhnya seluruh dinding sel - dapat terjadi. Tidak ada mekanisme di dalam
sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan air
secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan di
larutan hipotonik. Proses sama pada sel hewan disebut krenasi. Cairan
di dalam sel hewan keluar karena peristiwa difusi.
Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang
terjadi di alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan
meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk
menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan
jelas.
17. Passive transport
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni
gradien konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan
difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi
akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau
ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan
berlanjut selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk.
Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah
perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari
hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam
transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air
dan glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor
pasif glukosa terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan
protein transpor.
18. Cholesterol
Kolesterol adalah metabolit yang
mengandung lemak sterol[1] (bahasa Inggris: waxy steroid) yang ditemukan pada membran sel
dan disirkulasikan dalam plasma darah.[2]
Merupakan sejenis lipid yang merupakan molekul lemak atau yang menyerupainya. Kolesterol ialah jenis khusus lipid
yang disebut steroid.
Steroids ialah lipid yang memiliki struktur
kimia khusus. Struktur ini
terdiri atas 4 cincin atom karbon.Steroid lain termasuk steroid hormon seperti kortisol, estrogen, dan testosteron.
Nyatanya, semua hormon steroid terbuat dari perubahan struktur dasar kimia
kolesterol. Saat tentang membuat sebuah molekul dari pengubahan molekul yang
lebih mudah, para ilmuwan
menyebutnya sintesis.Hiperkolesterolemia berarti bahwa kadar kolesterol terlalu tinggi dalam
darah.Kolesterol dapat dibuat secara sintetik. Kolesterol sintetik saat ini
mulai diterapkan dalam teknologi layar lebar (billboard) sebagai
alternatif LCD. Tingginya kadar kolestrol dalam tubuh menjadi
pemicu munculnya berbagai penyakit. Pola makan sehat merupakan faktor utama
untuk mengghindari hal ini. Akan tetapi, tidak semua kolestrol berdampak buruk
bagi tubuh. Hanya kolestrol yang termasuk kategori LDL saja yang berakibat buruk sedangkan jenis kolestrol HDL
merupakan kolestrol yang dapat melarutkan kolestrol jahat dalam tubuh. Batas
normal kolesterol dalam tubuh adalah 160-200 mg. Kadar kolesterol yang tinggi
dapat diturunkan dengan simvastatin.
19. Plasmolyses
Plasmolisis merupakan dampak dari peristiwa osmosis. Jika sel tumbuhan
diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik), sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan
turgor, menyebabkan sel tumbuhan
lemah. Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti ini layu. Kehilangan air lebih
banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis: tekanan terus berkurang sampai
di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel,
menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Akhirnya cytorrhysis
- runtuhnya seluruh dinding sel - dapat terjadi. Tidak ada mekanisme di dalam
sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga mendapatkan
air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel diletakkan
di larutan hipotonik. Proses sama pada sel hewan disebut krenasi. Cairan
di dalam sel hewan keluar karena peristiwa difusi.
Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrem, dan jarang
terjadi di alam. Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan
meletakkan sel pada larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk
menyebabkan ekosmosis, seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan
jelas.
20. Proteins
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani
yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik
kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan
kadang kala sulfur serta fosfor. Protein
berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi
struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan
sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem
kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam
transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang
tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof). Protein merupakan salah
satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup.
Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang
paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode
genetik yang dibawa DNA ditranskripsi
menjadi RNA, yang
berperan sebagai cetakan bagi translasi yang
dilakukan ribosom.[1] Sampai
tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino
proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang
memiliki fungsi penuh secara biologi.[2][3]
Struktur tersier protein. Protein ini memiliki banyak struktur
sekunder beta-sheet dan alpha-helix yang sangat pendek. Model
dibuat dengan menggunakan koordinat dari Bank Data Protein (nomor 1EDH).
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer
(tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener
(tingkat empat):
1.
struktur
primer protein merupakan urutan asam amino penyusun
protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan
deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease yang
mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih
pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik.
Urutan asam amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon
Ingram menemukan bahwa
translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik.
2.
struktur
sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian
asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen.
Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
a. alpha helix (α-helix,
"puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk
seperti spiral;
b. beta-sheet (β-sheet,
"lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari
sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan
tiol (S-H);
c. beta-turn, (β-turn,
"lekukan-beta"); dan
d. gamma-turn, (γ-turn,
"lekukan-gamma").
3.
struktur
tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder.
Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi
secara fisik tanpa ikatan kovalen
membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan
membentuk struktur kuartener.
Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode:
(1) hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian
komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer,
(2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri
massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan
spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red
(FTIR).[6] Spektrum
CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan
lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari
komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD.
Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan
pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein
juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah. Struktur protein lainnya yang
juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino.
Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang
lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan
rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi
baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada
struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen
domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain
dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur
kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional. Protein sendiri
mempunyai banyak sekali fungsi di tubuh kita. Pada dasarnya protein menunjang
keberadaan setiap sel tubuh, proses kekebalan tubuh. Setiap orang dewasa harus
sedikitnya mengkonsumsi 1 g protein pro kg berat tubuhnya. Kebutuhan akan
protein bertambah pada perempuan yang mengandung dan atlet-atlet.
Kekurangan
Protein bisa berakibat fatal:
b)
Yang
paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein.[7] Biasanya
pada anak-anak kecil yang menderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung
lapar, yang disebabkan oleh
filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odem.Simptom yang lain dapat dikenali adalah:
b.
gangguan
pertumbuhan
Dari makanan kita memperoleh Protein. Di sistem pencernaan
protein akan diuraikan menjadi peptid peptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam amino. Hal
ini dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh manusia memerlukan 9 asam amino. Artinya
kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesa sendiri oleh tubuh esensiil,
sedangkan sebagian asam amino dapat disintesa sendiri atau tidak esensiil
oleh tubuh. Keseluruhan berjumlah 21 asam amino. Setelah penyerapan di usus maka
akan diberikan ke darah. Darah membawa asam amino itu ke setiap sel tubuh. Kode
untuk asam amino tidak esensiil dapat disintesa oleh DNA. Ini disebut dengan DNAtranskripsi.
Kemudian karena hasil transkripsi di proses lebih lanjut di ribosom atau retikulum endoplasma, disebut sebagai translasi.
Sumber
Protein :
Studi dari Biokimiawan USA Thomas Osborne Lafayete
Mendel, Profesor untuk biokimia
di Yale, 1914, mengujicobakan protein konsumsi dari daging dan tumbuhan kepada kelinci. Satu
grup kelinci-kelinci tersebut diberikan makanan protein hewani, sedangkan grup
yang lain diberikan protein nabati. Dari eksperimennya didapati bahwa kelinci
yang memperoleh protein hewani lebih cepat bertambah beratnya dari kelinci yang
memperoleh protein nabati. Kemudian studi selanjutnya, oleh McCay dari Universitas
Berkeley menunjukkan bahwa
kelinci yang memperoleh protein nabati, lebih sehat dan hidup dua kali lebih
lama.
Keuntungan Protein :
·
Sumber
energi
·
Pembetukan
dan perbaikan sel dan jaringan
· Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibodi
· Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel
21. Active transport
Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui
membran semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi
yang memerlukan energi dalam bentuk ATP. Transpor aktif berjalan dari
larutan yang memiliki konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki
konsentrasi tinggi, sehingga dapat tercapai keseimbangan di dalam sel. Adanya
muatan listrik di dalam dan luar sel dapat mempengaruhi proses ini,
misalnya ion K+, Na+dan Cl+. Peristiwa transpor aktif dapat Anda
lihat pada peristiwa masuknya glukosa ke dalam sel melewati membran
plasma dengan menggunakan energi yang berasal dari ATP. Contoh lain
terjadi pada darah di dalam tubuh kita, yaitu pengangkutan ion kalium (K)
dan natrium (Na) yang terjadi antara sel darah merah dan cairan ekstrasel
(plasma darah). Kadar ion kalium pada sitoplasma sel darah merah tiga
puluh kali lebih besar daripada cairan plasma darah. Tetapi kadar ion
natrium plasma darah sebelas kali lebih besar daripada di dalam sel darah
merah. Adanya pengangkutan ion bertujuan agar dapat tercapai
keseimbangan kadar ion di dalam sel. Mekanisme transpor ion ini dapat
terlihat pada Gambar 1.17 berikut.
22. Enzymes
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.[1][2] Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk.
Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang
disebut promoter. Semua proses
biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu
arah lintasan
metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk
menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia
dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Sebagai
contoh:
X + C → XC (1)
Y + XC → XYC (2)
XYC → CZ (3)
CZ → C + Z (4)
Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir
molekul katalis akan kembali ke bentuk semula.Sebagian besar enzim bekerja
secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu
macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan
pada proses perombakan pati menjadi glukosa.Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman)
optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di
luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim
kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul
lain. Inhibitor adalah molekul yang
menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang
meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.
23. Reseptor molecules
Merupakan
salah satu fungsi selaput protein yang digunakan sebagai protein pengenal untuk
molekul-molekul khusus (hormone, antigen, metabolit) dan agensi khas (bakteri,
virus).
24. Diffusion
Proses ini merupakan perpindahan molekul larutan berkonsentrasi
tinggi menuju larutan berkonsentrasi rendah tanpa melalui selaput membran.
menunjukkan proses terjadinya difusi. Pada permulaan percobaan semula
molekul glukosa ada di bagian A.
Setelah beberapa saat, proses difusi menyebabkan konsentrasi glukosa di A
turun dan di B naik dengan kecepatan yang sama. Setelah 3 jam, konsentrasi
pada kedua ruang tersebut sama dan keseimbangan akan tercapai. Difusi pada
membran sel (selaput plasma) dapat terlihat pada,
Proses difusi sering terjadi pada tubuh kita. Tanpa kita sadari, tubuh kita
selalu melakukan proses ini, yaitu pada saat kita menghirup udara. Ketika
menghirup udara, di dalam tubuh akan terjadi pertukaran gas antarsel melalui
proses difusi. Contoh lain proses difusi adalah saat kita membuat minuman
sirup. Sirup yang kita larutkan dengan air akan bergerak dari larutan yang
konsentrasinya tinggi ke larutan yang konsentrasinya rendah. Pada
masing-masing zat, kecepatan difusi berbeda-beda. Untuk contoh kasus yang
dijelaskan, yaitu antara sirup dan gas, maka kecepatan difusi sirup lebih
besar pada gas.
25. Endositosis
Endositosis adalah transpor
makromolekul dan materi yang sangat kecil ke dalam sel dengan cara membentuk
vesikula baru dari membran
plasma. Langkah-langkahnya pada dasarnya
merupakan kebalikan dari eksositosis. Sebagian kecil luas membran plasma terbenam ke dalam membentuk kantong.
Begitu kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit membentuk vesikula yang
berisi materi yang didapat dari luar selnya. Endositosis dibutuhkan untuk
berbagai macam fungsi yang penting bagi sel, karena endositosis dapat meregulasi
berbagai macam proses seperti pengambilan nutrisi, adhesi dan migrasi sel,
reseptor sinyal, masuknya patogen, neurotransmisi, presentasi antigen,
polaritas sel, mitosis, pertumbuhan dan diferensiasi, dan masuknya obat.
Terdapat tiga jenis endositosis, yaitu:
a)
Fagositosis ("pemakanan seluler") merupakan proses di mana sel menelan suat
partikel dengan kaki semu (pseudopod) yang membalut di
sekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di dalam kantong
berlapis-membran yang cukup besar untuk bisa digolongkan sebagai vakuola.
Partikel itu dicerna setelah vakuola bergabung dengan lisosom yang mengandung
enzim hidrolitik.
b)
Pinositosis ("peminuman seluler") merupakan proses di mana sel
"meneguk" tetesan fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena
salah satu atau seluruh zat terlarut yang larut dalam tetersan tersebut
dimasukkan ke dalam sel, pinositosis tidak bersifat spesifik dalam substansi
yang ditranspornya.
26. Consentration gradient
Konsentrasi kimia dalam suatu larutan mengacu pada berapa banyak
molekul kimia adalah duduk dalam volume kecil dari solusi. Konsentrasi bisa
diukur dalam molekul per liter, meskipun molekul sangat kecil dibandingkan
dengan liter yang kita biasanya menggunakan unit yang berbeda (sama seperti
kita tidak ingin mengukur jarak antara bumi dan matahari dalam inci). Gradien adalah
pengukuran berapa banyak perubahan sesuatu yang Anda berpindah dari satu daerah
ke daerah lain. Jadi gradien konsentrasi adalah pengukuran konsentrasi
bagaimana perubahan sesuatu dari satu tempat ke tempat lain.
27. Phagocytosis
Fagositosis adalah proses seluler
dari fagosit dan protista yang menggulung partikel padat dengan membran sel dan membentuk fagosom internal. Fagositosis
adalah bentuk spesifik dari endositosis yang melibatkan internalisasi vesikular terhadap partikel padat, seperti bakteri, dan bentuk lain yang cukup berbeda dengan fagositosis, yaitu pinositosis, yaitu internalisasi vesikular terhadap berbagai cairan. Fagositosis
bertanggung jawab terhadap akuisisi nutrisi pada beberapa sel, dan di dalam sistem
imunitas, fagositosis adalah mekanisme utama
untuk menghilangkan patogen dan serpihan sel. Bakteri, sel mati jaringan, dan
partikel mineral kecil adalah contoh objek yang akan difagositasi. Proses ini mirip dengan
proses memakan pada tingkat sel tunggal organisme. Di makhluk multiseluler, proses telah diadaptasi untuk mengeliminasi serpihan dan patogen.
Fagositosis di sistem imunitas mamalia diaktifkan oleh penempelan Pathogen-associated moleculer
patterns (PAMPS), yang mengaktivasi NF-κB. Oposin seperti C3b dan antibodi bisa beraksi sebagai tempat penempelan dan membantu fagositosis patogen.
Fagositosis adalah sebuah proses yang aktif dimana patogen yang telah
terikat oleh pencerap, akan diliputi oleh membran makrofaga dengan kontraksi sistem aktin-miosin, dan masuk ke dalam vesikel yang disebut fagosom. Setelah fagosom
menjadi asam, beberapa lisosom makrofaga akan terinduksi dan membentuk fusi guna mengeluarkan enzim, protein untuk mendegradasi patogen. Fusi antara fagosom dan granula
makrofaga disebut fagolisosom dengan respon antomikrobial intraselular. Degradasi bisa dilakukan dengan
menggunakan oksigen ataupun tanpa oksigen
- Degradasi menggunakan oksigen bergantung pada NADPH. Hidrogen peroksida dan myeloperoksidase
mengaktifkan sistem berhalogenasi yang memicu penghancuran bakteri.
Beberapa zat yang disekresi di dalam fagolisosom antara lain adalah hidrogen peroksida (H2O2),
anion superoksida (O2-), nitrit oksida (NO). Zat ini
diperoleh dengan bantuan enzim NADPH lysosomal dan enzim lain
melalui proses kimiawi yang disebut respiratory burst yang disertai
peningkatan konsumsi oksigen dalam
rentang waktu yang sangat singkat.
- Degradasi tanpa oksigen bergantung pada pelepasan
granula, berisi enzim proteolitik
seperti defensin, lisozim, dan protein kationik. Peptida antimikrobial juga
muncul dalam granula ini, termasuk laktoferin yang
melepaskan zat besi untuk menyediakan kondisi yang tidak baik bagi
pertumbuhan bakteri. Di berbagai protista,
fagositosis digunakan sebagai cara untuk mencari makan untuk menyediakan
semua kebutuhan nutrisi mereka. Hal ini disebut nutrisi fagotropik,
berbeda dengan nutrisi osmotrofik yang melakukan penyerapan, bukan
fagositosis.
28. Facilitated diffusion
Difusi difasiltasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat
melalui rnembran plasrna yang melibatkan protein pembawa atau protein transforter.
Protein transporter tergolong protein transmembran yang memliki tempat
perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap
molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus, misalnya untuk
pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter yang khusus untuk
mentransfer glukosa ke dalam sel. Protein transporter untuk grukosa banyak
ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati,
karena sel – sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi
energy.
29. Phagocytes
Fagosit (bahasa Inggris: phagocyte)
adalah pengolongan dari sel darah putih
yang berperan dalam sistem kekebalan dengan cara fagositosis/menelan
patogen. Fagosit
berarti "sel" yang dapat memakan atau menelan material padat. Untuk
menelan partikel atau patogen, fagosit memperluas bagian membran plasma
kemudian membungkus membran di sekeliling partikel hingga terbungkus. Sekali
berada di dalam sel, patogen yang menginvasi disimpan di dalam endosom yang lalu bersatu dengan lisosom. Lisosom
mengandung enzim dan asam
yang membunuh dan mencerna partikel atau organisme. Fagosit umumnya berkeliling
dalam tubuh untuk mencari patogen, namun mereka juga bereaksi terhadap sinyal
molekular terspesialisasi yang diproduksi oleh sel lain, disebut sitokina.
Peran fagosit sangat vital untuk melawan infeksi, partikel asing
yang mungkin masuk ke dalam tubuh, bakteri dan sel yang mati atau apoptosis. Ketika
sel dari organisme tersebut mati, melalui proses apoptosis ataupun
oleh kerusakan akibat infeksi virus atau bakteri, sel fagosit berperan dengan
memindahkan mereka dari lokasi kejadian. Dengan membantu memindahkan sel mati
dan mendorong terbentuknya sel baru yang sehat, fagositosis
adalah bagian penting dari proses penyembuhan jaringan yang terluka.
Fagositosis sel dari organisme inang umumnya merupakan bagian dari pembentukan
dan perawatan jaringan biasa.
Fagosit pertama kali ditemukan pada tahun 1882 oleh Ilya Ilyich Mechnikov ketika ia mempelajari larva bintang laut.[2] Ia memperoleh
penghargaan Nobel di bidang Fisiologi dan Medis pada
tahun 1908 oleh karena temuannya. Manifestasi fagosit terdapat pada berbagai
macam spesies. Beberapa jenis amuba bertingkah laku layaknya fagosit makrofaga,
sehingga tercetus pemikiran bahwa fagosit telah ada sejak awal evolusi kehidupan. Satu
liter plasma darah mengandung sekitar enam milyar fagosit.
30. Osmosis
Untuk memahami tentang osmosis, perhatikan Gambar 1.16! Gambar 1.16
menunjukkan proses osmosis. Air akan berpindah dari A menuju B melalui
membran semi permeabel sehingga diperoleh hasil larutan isotonis, yaitu
konsentrasi air sama untuk dua larutan antara A dan B, walaupun hasil
akhirnya nanti volume antara A dan B berbeda. Setelah terjadi osmosis, maka
gambar prosesnya menjadi seperti berikut.
Dari ilustrasi itu dapat disimpulkan bahwa osmosis adalah
proses perpindahan air dari zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke
larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membran
semipermeabel, sehingga didapatkan larutan yang berkonsentrasi seimbang
(isotonis). Peristiwa osmosis dapat kita temukan dalam kehidupan
sehari-hari antara lain pada penyerapan air melalui bulu-bulu akar, dan
mengerutnya sel darah merah yang dimasukkan ke dalam larutan hipertonis.
31. Phagocytic vacuoles.
Selama pagositosis, mangsa menjadi tidak berdaya oleh
sekresi dari sel pemangsa pada vakuola
No comments:
Write komentar