I. Judul Praktikum : Polusi : Komunitas Lumut dan Komunitas di Sungai
II. Tujuan Praktikum :
§ Mengetahui cara menentukan komunitas lumut dan komunitas air sungai yang tercemar
§ Mengetahui cara untuk mengukur komunitas lumut dan komunitas air sungai yang tercemar
§ Mengetahui banyaknya lumut yang tercemar
§ Mengetahui kualitas air sungai
III. Dasar Teori :
A. Polusi
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah peristiwa masuknya zat, unsur, energi, dan komponen yang bersifat merugikan (polutan) lingkungan dan makhluk hidup. Jenis polusi yang terdapat di lingkungan kita antara lain :
a. Polusi air
b. Polusi tanah;
c. Polusi suara; serta
d. Polusi udara
Polusi udara adalah penambahan komponen udara, bahan kimia, atau terbentuknya bahan kimia baru di udara yang membahayakan makhluk hidup (polutan). Polutan udara dapat berupa :
a. Oksida karbon
b. Oksida nitrogen
c. Oksida sulfur/belerang
d. Persenyawaan karbon
e. Bahan organik
f. Tanah
g. Asbes
h. Timbal
i. Karbon
j. Partikel cair (asam sulfat, asam nitrat, minyak, pestisida)
k. Pembakaran bahan bakar fosil (minyak dan batu bara)
Pembakaran minyak bumi dan batu bara mengakibatkan kadar di udara bertambah. Akibatnya, pantulan panas dari permukaan bumi yang akan lepas ke angkasa menjadi terhalang. Peristiwa ini sering disebut dengan green house effect (efek rumah kaca). Efek rumah kaca akan mengubah cuaca secara global, sehingga mengakibatkan suhu di bumi makin panas dan mengubah iklim serta cuaca menjadi tidak menentu.
Polusi atau pencemaran udara dibedakan menjadi dua, yaitu polusi primer dan sekunder.Polusi primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari pencemar udara.Contohnya karbon monoksida, karena karbon monoksida merupakan hasil dari pembakaran.Polusi sekunder adalah pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.Contohnya adalah pembentukan ozon dalam smog fotokimia.
B. Dampak polusi udara
1) Bagi kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui system pernafasan.Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernafasan akut), termasuk diantaranya asma, bronchitis dan gangguan pernafasan lainnya.
2) Green house effect (Efek rumah kaca)
Sinar matahari yang menembus permukaan bumi sebagian diserap oleh bumi dan sebagian lagi dipantulkan kembali ke udara. Gas karbon dioksida ) yang dihasilkan dari asap kendaraan bermotor, pabrik, atau dapur rumah tangga disebut gas rumah kaca. Gas rumah kaca yang berlebihan di udara akan berkumpul membentuk sebuah lapisan yang bening dan tidak berwarna. Lapisan tersebut menyelimuti bumi.
Lapisan yang mengandung gas rumah kaca, memiliki sifat dapat ditembus oleh sinar matahari, tetapi tidak dapat memantulkannya kembali ke udara. Sinar matahari yang jatuh ke permukaan bumi akan terperangkap gas rumah kaca. Sinar matahari yang terperangkap pada lapisan udara akan menaikkan suhu sekitarnya menjadi lebih panas dari biasa. Peningkatan suhu udara di permukaan bumi dapat mengakibatkan :
§ Es di kutub mencair yang mengakibatkan permukaan air laut naik, sehingga daerah pantai danpulau-pulau kecil tenggelam.
§ Produksi tanaman pertanian berkurang karena tanaman akan rusak bila suhu udara terlalu panas.
3) Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon merupakan suatu lapisan udara yang berada di lapisan udara stratosfer yang memiliki sifat menyerap sinar ultra violet yang berasal dari sinar matahari yang berada di lapisan udara stratosfer.Dengan adanya lapisan ozon sinar ultra violet tidak semuanya jatuh ke bumi.Hanya sebagian kecil saja sinar ultra violet yang sampai ke permukaan bumi sesuai yang dibutuhkan oleh manusia.
Sekarang ini lapisan ozon semakin menipis. Akibatnya sinar ultra violet akan menerobos permukaan bumi dalam jumlah yang melebihi ambang batas. Sinar ultra violet yang berlebihan akan mempengaruhi kehidupan manusia, diantaranya :
§ Dapat menimbulkan penyakit kanker kulit.
§ Dapat menimbulkan penyakit katarak.
§ Dapat menimbulkan tanaman tidak dapat tumbuh.
4) Hujan asam
Hujan asam terjadi akibat dari bercampurnya senyawa sulfat, nitrat dan oksida.Senyawa tersebut bereaksi denagn air hujan menghasilkan senyawa asam sulfat, asam nitrat dan asam bikarbonat. Dampak hujan asam bagi kehidupan manusia antara lain:
§ Air dengan keasaman tinggi dapat merusak tumbuhan.
§ Menyebabkan karat pada logam, merusak marmer dan beton.
§ Pada sungai dan danau akan mempengaruhi kehidupan air tawar ikan, plankton, serta biota lainnya.
C. Lichen (Lumut kerak)
1. Mengenal Tumbuhan Lichen (Lumut kerak)
Lumut kerak sebenarnya tidak termasuk dalam kelompok lumut, karena tumbuhan tersebut terbentuk dari simbiosis antara jamur dari kelompok ascomycota atau basidiomycota dengan ganggang hijau bersel satu atau ganggang hijau biru bersel satu.Dengan simbiosis ini jamur memperoleh makanan dari hasil fotosintesis ganggang, sedangkan ganggang memperoleh air dan mineral dari jamur.
Pada lumut kerak sering ditemukan tepung.Tepung itu adalah beberapa sel ganggang yang terbungkus hifa dan terdapat di permukaan lumut kerak atau disebut soredium.Soredium berfungsi untuk pembiakan secara vegetatif (fragmentasi), selain dengan spora dan membelah diri.
2. Habitat Tumbuhan Lichen (Lumut kerak)
Habitat liken sangat berfariasi. Liken sangat bervariasi. Liken dapat melekat pada bebatuan atau tembok yang tidak dapat ditempati oleh makhluk hidup lain. Oleh karena itu liken disebut juga tumbuhan primer atau vegetasi perintis. Liken membantu proses pembentuka tanah dengan cara melepaskan fragmen talus yang sangat halus.
Perubahan cuaca, kelembapan dan disertai dengan dilepaskannya zat kimia menyebabkan permukaan batuan akan melapuk yang kemudian dipakai sebagai media untuk hidup tumbuhan ini dan hewan-hewan kecil. Liken sangat sensitif terhadap beberapa jenis polutan yang berbahaya, misalnya flourida, logam berat, zat radio aktif, bahan-bahan kimia pertanian, dan pestisida. Dengan demikian liken tidak dapat hidup di lingkungan yang tercemar. Sifat inilah yang dipakai sebagai indikator pencemaran lingkungan.
Contoh liken antara lain Grafis sp. (hidup melekat pada batang pohon), parmelia sp. Dan haematomma sp. (hidup melekat pada batu-batuan), serta Usnea dasipoga (hidup melekat pada pucuk-pucuk pohon di daerah pegunungan). Usnea menghasilkan asam usnin.
IV. Alat dan Bahan :
A. Alat dan Bahan Komunitas Lumut
No
|
Nama Alat atau Bahan
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
1.
|
Lumut kerak
![]() |
Lumut
|
Secukupnya
|
2.
|
Lumut daun
![]() |
Lumut
|
Secukupnya
|
3.
|
Papan berlubang
![]() |
Kayu
|
1 buah
|
4.
|
Plastic transparan
![]() |
Plastic
|
1 buah
|
5.
|
Kertas berskala
![]() |
Kertas
|
2 buah
|
B. Alat dan Bahan Komunitas di Sungai
Bahan :
· Tumbuhan yang berada di tepi sungai
· Air sungai
Alat :
No
|
Alat
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
Fungsi
|
1
|
Meteran
![]() |
Besi, plastik
|
1
|
Untuk mengukur jarak tiap 10 meter
|
2
|
Kamera
![]() |
Alumunium, lensa
|
1
|
Untuk mendokumentasikan apa saja yang diamati
|
3
|
Alat tulis
![]() |
Kertas, plastik, tinta
|
1
|
Untuk mencatat apa saja yang diamati
|
4
|
Botol
![]() |
Plastik
|
1
|
Untuk menyimpan sample air sungai
|
5
|
Ph meter
![]() |
Plastik, besi, kabel, elektronik
|
1
|
Untuk mengukur pH
|
6
|
Plastik transparan
![]() |
Plastik
|
3
|
Untuk menyimpan sample tanaman di tepi sungai
|
V. Cara Kerja :
A. Komunitas Lumut
Langkah kerja :
Langkah 1
1) Carilah lumut kerak yang tumbuh dan berkembang dipohon – pohon pada lokasi – lokasi yang menggambarkan karakteristik lingkungan yang berbeda – bedaseperti : terminal bus, kawasan industry, daerah lalu-lintas padat, daerah perumahan dan kawasan hutan atau perkebunan.
2) Polakan lumut kerak yang tumbuh dipohon-pohon tadi kedalam plastic transparan berukuran A-4, kemudian catat jenis dan warnanya, luas permukaan, prosentase penutupan, tanggal pengamatan, lokasi dan kekhususan lokasi, jenis tumbuhan yang dihuni.
3) Bandingkan antara lokasi yang satu dengan lokasi lai. Apakah terdapat perbedaan untuk setiap parameter yang diamati? Jika ya, deskripsikan alasannya.
Langkah 2
1) Siapkan papan berlubang berdiameter 10 cm untuk dijadikan media tempat tumbuhnya lumut kerak dan lumut daun untuk dijadikan media tempat tumbuhnya lumut daun dan lumut kerak sebanyak 2 buah.
2) Ambilah lumut kerak yang tumbuh subur disuatu tempat, kemudian tumbuhkan pada papan berlubang yang telah disediakan.
3) Catalah lokasi tempat pengambilan lumut dengan karakteristik fisika lingkungannya, warna lumut dan karakteristik lainnya.
4) Setelahlumut ditumbuhkan pada papan berlubang, kemudian tempatkanlah lumut-lumut tersebut ditempat-tempat yang menggambarkan kondisi lingkungan yang berbeda, seperti : terminal bus, kawasan industry, daerah lalu-lintas padat, daerah perumahan dan kawasan hutan atau perkebunan.
5) Catatlah kondisi fisika lingkungan tempat-tempat yang dijadikan penempatan lumut, seperti suhu udara, kelembaban, intensitas cahaya dan karakteristik fisika lingkungan lainnya.
6) Diamkan lumut-lumut selama 1-2 minggu di lokasi-lokasi tersebut kemudian amati dan bandingkan dengan kondisi awal (warna lumut).
B. Komunitas air Sungai
Cara Kerja :
1) Bandingkan keanekaragaman jenis dan kerapatan tumbuhan tepi sungai yang terpolusi dan yang tidak terpolusi di tepi sungai cikapundung jl. Asia afrika
2) Lakukan pengamatan pada jarak 10 m, 20 m, 30 m, 40 m dst
3) Catat atau tuliskan tumbuhan dan kerimbunan pada setiap jarak tersebut.
4) Dokumentasikan dengan kamera apa saja yang diamati
5) Ambil sample air sungai tersebut
6) Bawa ke laboratorium dan lakukan pengujian terhadap PH, DO, suhu, konduktivitas, salinitas dan kesadahan pada air sungai cikapundung tersebut
VI. Hasil Pengamatan :
A. Komunitas Lumut
Hasil langkah 1
No
|
Lumut kerak
|
Lumut daun
|
1
|
Tanggal pengamatan :
|
Tanggal pengamatan :
|
2
|
Lokasi : Katapang
|
Lokasi : Katapang
|
3
|
Karakteristik lingkungan asal : Kawasan perkebunan
|
Karakteristik lingkungan asal : kawasan perkebunan
|
4
|
Jenis : Foliose
|
Jenis : Andreaea sp.
|
5
|
Warna dan bentuk :Mudah terkelupas, berbentuk lembaran, berwarna abu-abu muda dan dilingkaran dalamnya berwarna hijau pudar, tumbuh melebar.
|
Warna : hijau
|
6
|
Luas permukaan : 5 cm
|
Luas permukaan : 5,5 cm
|
7
|
Karakter fisika lainnya :
Pada lokasi awal diambilnya lumut kerak ini berada didaerah Bandung Selatan yaitu Katapang, udara daerah ini yang masih sejuk dan juga lembap, banyak pepohonan yang tumbuh dikebun lokasi kita mengambil lumut kerak tersebut, dan kita masih bisa menemukan banyak kumpulan dari lumut kerak didaerah ini.
|
Karakter fisika lainnya :
Pada lokasi awal diambilnya lumut daun ini sama seperti lokasi pengambilan lumut kerak yaitu berada didaerah Bandung Selatan yaitu Katapang, udara daerah ini yang masih sejuk dan juga lembap, banyak pepohonan yang tumbuh dikebun lokasi kita mengambil lumut daun tersebut, dan kita masih bisa menemukan banyak kumpulan dari lumut daun didaerah ini.
|
Hasil langkah 2
No
|
Lumut kerak
|
Lumut daun
|
1
|
Tanggal pengamatan :
|
Tanggal pengamatan :
|
2
|
Lokasi : Dibawah fly over
|
Lokasi : Dibawah fly over
|
3
|
Karakteristik lingkungan setelah dipindahkan: daerah lalu lintas padat
|
Karakteristik lingkungan setelah dipindahkan : daerah lalu lintas padat
|
4
|
Suhu udara : Panas
|
Suhu udara : Panas
|
5
|
Kelembapan : Tidak lembap
|
Kelembapan : Tidak lembap
|
6
|
Intensitas cahaya : Cukup
|
Intensitas cahaya : Cukup
|
7
|
Karakter fisika lainnya :
Pada lokasi kedua ini kita menempatkan lumut kerak dibawah jembatan flyover, suhu udara yang panas dan banyak asap kendaraan yang berlalulalang melewati lokasi ini, kondisi lingkungan yang sangat berbeda dengan lokasi semula dimana lumut ini diambil.
|
Karakter fisika lainnya :
Pada lokasi kedua ini kita menempatkan lumut daun sama seperti lokasi kedua lumut kerak yaitu dibawah jembatan fly over, suhu udara yang panas dan banyak asap kendaraan yang berlalulalang melewati lokasi ini, kondisi lingkungan yang sangat berbeda dengan lokasi semula dimana lumut ini diambil.
|
Hasil setelah pengamatan selama 2 minggu
Lumut Kerak
Pengulangan
|
Hari ke-
| |||||
0
|
3
|
6
|
9
|
12
|
14
| |
T1
|
5 x 3 = 15 cm
|
5 x 3 = 15 cm
|
5,1 x 3,1 = 15,81 cm
|
-
|
-
|
-
|
T2 (
|
2,8 x 1,8 = 5,04 cm
|
2,8 x1,8 = 5,04 cm
|
2,8 x1,8 = 5,04 cm
|
2,7 x 1,7 = 4,59 cm
|
2,7 x 1,7 = 4,59 cm
|
-
|
T3
|
6 x 4 = 24 cm
|
6 x 4 = 24 cm
|
6 x 4,3 = 25,8 cm
|
6 x 4,3 = 25,8 cm
|
6 x 4,2 = 25,2 cm
|
6 x 4,2 =25,2 cm
|
T4
|
6,7 x 2,3 = 15,41 cm
|
6,7 x 2,3 = 15,41 cm
|
6,6 x 2,1 = 13,86 cm
|
6,6 x 2,1 = 13,86 cm
|
6,5 x 2 = 13 cm
|
6,5 x 2 = 13 cm
|
T5 (Kosan, Balubur)
|
3,9 x 3,2 = 12,48 cm
|
4 x 3,5 = 14 cm
|
4,1 x 3,5 = 14,35 cm
|
-
|
-
|
-
|
T6 (Jalan Raya)
|
5 x 2,8 = 14 cm
|
5 x 2,8 = 14 cm
|
4,8 x 2,7 = 12,96 cm
|
4,7 x 2,7 = 12,69 cm
|
4,7 x 2,6 = 12,22 cm
|
4,6 x 2,5 = 11,5 cm
|
Lumut Daun
Pengulangan
|
Hari ke-
| |||||
0
|
3
|
6
|
9
|
12
|
14
| |
T1 (Kebun)
|
5 x 3 = 15 cm
|
5 x 3 = 15 cm
|
5,1 x 3,1 = 15,81 cm
|
-
|
-
|
-
|
T2 (Jalan Raya)
|
4,5 x 1,7 = 7,65 cm
|
4,5 x 1,7 = 7,65 cm
|
4,3 x 1,7 = 7,31 cm
|
3,9 x 1,6 = 6,24 cm
|
3,5 x 1,5 = 5,25 cm
|
-
|
T3
|
5 x 3,4 = 17 cm
|
5 x 3,4 = 17 cm
|
5 x 3,4 = 17 cm
|
5 x 3,4 = 17 cm
|
4,9 x 3,4 = 16,66 cm
|
4,9 x 3,4 = 16,66 cm
|
T4
|
2 x 1,5 = 3 cm
|
2 x 1,5 = 3 cm
|
2 x 1,5 = 3 cm
|
2 x 1,5 = 3 cm
|
2 x 1,5 = 3 cm
|
2 x 1,5 = 3 cm
|
T5 (Kosan, Balubur)
|
6 x 3,5 = 21 cm
|
6,5 x 4 = 26 cm
|
6,6 x 4,2 = 27,72 cm
|
-
|
-
|
-
|
T6 (Jalan Raya)
|
6,2 x 4,5 = 27,9 cm
|
6,2 x 4,5 = 27,9
|
6,2 x 4,5 = 27,9 cm
|
6,1 x 4,5 = 27, 45 cm
|
6 x 4,4= 26, 4 cm
|
5,9 x 4,4 = 25,96 cm
|
B. Komunitas air Sungai
Tumbuhan-tumbuhan yang berada di tepi sungai Cikapundung, Jl. Asia Afrika.
PH sungai cikapundung: 7,3
Kesadahan: keruh, berbau
NO.
|
JENIS TANAMAN
|
JUMLAH TANAMAN
| |||
10 Meter
(Ke-1)
|
10 Meter
(Ke-2)
|
10 Meter
(Ke-3)
|
10 Meter
(Ke-4)
| ||
1.
|
Paku-pakuanI
|
27
|
33
|
-
|
-
|
2.
|
Lumut
|
33
|
-
|
-
|
-
|
3.
|
Paku-pakuanII
|
23
|
17
|
-
|
-
|
4.
|
pepeloran
|
15
|
-
|
-
|
-
|
5.
|
Babadotan ungu
|
16
|
-
|
-
|
-
|
6.
|
Rumput teki
|
12
|
-
|
-
|
-
|
7.
|
Sawi langit
|
19
|
6
|
-
|
-
|
8.
|
Beringin
|
2pohon
|
-
|
-
|
-
|
9.
|
Rumput panda
|
-
|
1
|
-
|
-
|
10.
|
Babadotan
|
-
|
38
|
-
|
-
|
11.
|
Babadotan kuning
|
-
|
-
|
13
| |
12.
|
Pete-petean
|
-
|
-
|
1pohon
|
-
|
13.
|
Leunca
|
-
|
-
|
2pohon
|
-
|
14.
|
Putri Malu
|
-
|
-
|
2 koloni
|
-
|
15.
|
Rumput Teki
|
-
|
-
|
3 koloni
|
-
|
16.
|
Trembesi
|
-
|
-
|
-
|
1
|
17.
|
Lumut
|
sedikit
|
~
|
banyak
|
banyak
|
18.
|
Pohon karet
|
-
|
-
|
-
|
2
|
19.
|
Talok
|
-
|
-
|
-
|
3
|
20.
|
Krokot
|
-
|
-
|
-
|
2
|
Tumbuhan yang terdapat di tepi sungai Cikapundung,Jl. Asia Afrika, kita mengamati tumbuhan tepi sungai dengan total jarak 40 meter. Dari hasil pengamatan tersebut dari total jarak yaitu 40meter terdapat 24 jenis tumbuhan, namun yang di ketahui jenisnya adalah 20 jenis tanaman di mana pada 10 meter pertama dan kedua kerimbunan lebih besar dibanding 10 meter ketiga dan keempat. Hal itu dikarenakan jumlah tumbuhan jenis rumput-rumputan pada 10 meter pertama lebih banyak dibandingkan 10 meter berikutnya. Di mana pada 10 meter pertama terdapat 8 jenis tumbuhan yang jumlahnya mencapai 147 tumbuhan dan koloni lumut yang sedikit. Tumbuhan yang terdapat pada 10 meter kedua berjumlah 97 tumbuhan jenis rumput-rumputan dan sangat banyak tumbuhan jenis lumut. Pada 10 meter kedua ini dapat dikatakan bahwa kerimbunannya cukup besar karena jumlah lumut yang sangat banyak. Pada 10 meter ke tiga jumlah tumbuhannya yaitu hanya berjumlah 21 tumbuhan dan banyak lumut. Kemudian pada 10 meter keempat ini kerimbunannya paling sedikit dibanding 10 meter sebelumnya, karena jumlahnya hanya 13 tumbuhan. Kerimbunan dari 10 meter keempat ini terdapat pada 2 jenis tumbuhan yang berkoloni yaitu lumut dan perdu.
VI. Pembahasan :
A. Komunitas Lumut
1. Lumut kerak (lichen) sebagai indikator polusi udara. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan liken dapat dijadikan sebagai indiaktor polusi udara. Hal ini karena Liken sangat sensitif terhadap beberapa jenis polutan yang berbahaya.Udara yang tercemar mengandung berbagai jenis polutan berbahaya. Sehingga liken tidak dapat tumbuh di daerah yang tercemar atau terkena polusi udara.
2. Penggunaan tumbuhan lumut kerak (lichen) sebagai indikator polusi udara Liken tidak dapat tumbuh di tempat di daerah yang tercemar polutan. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah lumut kerak (lichen) pada papan berlubang yang dijadikan tempat pertumbuhan lumut kerak tidak dapat tumbuh dengan baik karena diletakkan ditempat dengan kondisi lingkungan dekat dengan daerah lalu lintas.Sedangkan pada kondisi lingkungan sebelumnya lumut kerak ini ada pada daerah perkebunan yang jauh dari daerah lalu lintas, dan pada kondisi awal lingkungan lumut kerak tersebut dapat tumbuh dengan optimal.Hal ini di karenakan pada daerah di sepanjang jalan raya yang dilalui banyak kendaraan bermotor itu mengandung polutan yang dihasilkan oleh sisa pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor. Jadi, liken dapat digunakan sebagai indikator polusi udara dengan cara membandingkan jumlah tumbuhan lumut kerak (Lichen) yang terdapat pada batang pepohonan di daerah yang berbeda. Semakin sedikit liken yang tumbuh pada pepohonan di suatu lingkungan, maka tingkat polusi di lingkungan tersebut tinggi. Dan sebaliknya, semakin banyak liken yang tumbuh, maka tingkat polusi di lingkungan tersebut rendah.
3. Kondisi lingkungan yang terken polusi udara lingkungan yang tercemar udaranya karena gas polutan suhu udaranya lebih tinggi dibanding di tempat biasa. Kenaikan suhu udara ini dikarenakan bertambahnya polutan yang dihasilkan oleh sisa pembakaran bahan bakar fosil seperti .Selain itu tanah dan tanaman di sekitarnya menjadi kering.
C. Komunitas air Sungai
VII. Kesimpulan :
A. Komunitas Lumut
1. Tumbuhan lumut kerak (lichen) dapat dijadikan sebagai indikator polusi udara. karena Liken sangat sensitif terhadap beberapa jenis polutan yang berbahaya yang terkandung dalam udara tercemar.
2. Liken dapat digunakan sebagai indikator polusi udara dengan cara membandingkan jumlah tumbuhan liken yang terdapat pada batang pepohonan di daerah yang berbeda. Semakin sedikit liken yang tumbuh pada pepohonan di suatu lingkungan, maka tingkat polusi di lingkungan tersebut tinggi. Dan sebaliknya, semakin banyak liken yang tumbuh, maka tingkat polusi di lingkungan tersebut rendah.
3. Kondisi lingkungan yang terkena polusi suhu udaranya lebih tinggi dibanding di tempat biasa, serta tanah dan tanaman di sekitarnya menjadi kering.
B. Komunitas air Sungai
Polusi air adalah air yang memiliki ciri-ciri keruh, berbau dan sebagainya. Jika dilihat dari hasil pengamatan yang membuktikan bahwa kesadahannya berbau dan keruh maka air sungai Cikapundung di Jl. Asia Afrika ini sudah tercemar. Tetapi dari segi jenis tumbuhan yang berada di tepi sungai tersebut sangatlah bervariatif dan cukup besar kerimbunannya.
VIII. Daftar Pustaka :
Cartono. 2005. Penuntun praktikum Ekologi Tumbuhan. Bandung : UNPAS
http://indikator-polusi-udara.html
http://iyuri507.blogspot.com/2013/05/komunitas-lumut.html
http://karya-tulis-tentang-pencemaran-udara.html
http://licheneslumut-kerak.wordpress.com
http://science's%20blog.html
No comments:
Write komentar