Tafsir An-Nas (Tafsir
Al-Mishbah)
Temanya:
Permohonan perlindungan kepada Allah swt.
Surat
Fatihah : Pengawasan yang mengantar kepada ketulusan terhadap Allah dan
permusuhan terhadap setan.
Erat
sekali hubungan awal dan akhirnya.
Ayat
1-3:
Dalam
surat ini kita memohon perlindungan dari kejahatan yang datang dari dalam,
boleh jadi dari diri sendiri. Allah mengajarkan kepada nabi Muhammad saw dengan
firmannya: „Katakanlah wahai Nabi Muhammad, „Aku berlindung kepada Tuhan
pemelihara manusia“. Maha Raja yang menguasai manusia, Tuhan yang disembah dan
dipatuhi oleh manusia suka atau tidak suka, Aüdzu terambil dari kata ‚audz
yakni menuju kepada sesuatu untuk menghindari dari sesuatu yang ditakuti, baik
yang dituju makhluk hidup seperti manusia atau jin atau tak bernyawa seperti benteng atau gunung , maupun kepada
Allah swt.
Pemilihan kata Rabb bukan Allah.
Rabb
mengandung arti kepemilikan dan kepemeliharaan serta pendidikan yang melahirkan
pembelaan serta limpahan kasih sayang. Kesannya bakal terpenuhi permohonan ini.
Annas
dalam Al-Qur’an terulang sebanyak 24 kali, artunya kelompok manusia.
Di surah ini, An-Nas terulang 3 kali.
Ada
ulama yang memahami dalam tiga pengertian yang berbeda.
- Janin dan anak-anak kecil
karena mereka memerlukan perlindungan .
- Orang dewasa yang
membutuhkan bimbingan serta penguasaan.
- Orang tua yang karena
ketuaannya sudah sangat membutuhkan kedekatan dan kepatuhan kepada Allah.
Ada
juga yang menolak dengan alasan kata An-Nas dalam bentuk defitif (memakai alif
dan lam), jadi ketiganya sama maknanya.
Kata
Malik / Raja.
Digunakan
untuk penguasa yang mengurus manusia. Berbeda dengan Maảlik dalam arti pemilik,
digunakan untuk menggambarkan kekuasaan si pemilik terhadap sesuatu yang tidak
bernyawa.
Ilahi
An-Nas mencakup si pemohon yang bermaksud jahat, bahkan semua manusia.
Kata
„Ilähi „ artinya menuju dan bermohon. Tuhan adalah ilah karena seluruh makhluk
menuju serta bermohon kepadanya dalam memenuhi kebutuhan mereka. Pendapat lain
dari Ilah: berarti juga menyembah atau mengabdi seingga Ilah adalah Zat yang
disembah dan kepadanya tertuju segala pengabdian.
Ayat
4-6.
Dari
kejahatan pembisik yang bersembunyi yang membisik didada manusia dari jin dan
manusia.
Sekarang
apa yang dipohonkan: Perlindungan dari kejahatan setan pembisik yang
bersembunyi mundur dan menghilang jika diusik dengan memohon pertolongan Allah
yang senantiasa membisik secara tersembunyi di dada yakni hati manusia.
Kta Syarr rujuklah ke surat Al-Falaq.
Kata
Waswas awalnya berarti suara yang sangat halus, kemudian diartikan
bisikan-bisikan., biasanya bisikan-bisikan negatif.
Kata
Al-khannas, terambil dari kata khanasa, yang berarti kembali, mundur, melempem
dan brsembunyi.
Patron
kata yang digunakan ayat ini, mengandung arti seringkali atau banyak sekali,
dengan demikian berarti :
a).
Setan sering kali dan berulang kali kembali menggoda manusia pada saat ia
lengah dan melupakan Allah,
b).
Setan seringkali dan berulang-ulang mundur dan melempem saat manusia berdzuikir
dan mengingat Allah. Pendapat kedua ini didukung sabda Nabi saw: „Sesungguhnya
setan itu bercokol di hati putra Adam. Apabila ia berdzikir, seta mundur
menhjauh, dan bila ia lengah, setan berbisik“. HR. Bukhari melalui Abbas.
Kata
Al-Jinnah adalah bentuk jamak dari kata Jinny, yang ditandai dengan ta
marbuthah. Ini menunjukkan bentuk jamak Muannats. Kata Jin terambil dari kata Janana, yang
berarti tertutup atau tidak terlihat. Anak yang didalam kandungan disebut janin
karena tidak kelihatan. Surga dinamai Jannah, karena pandangan tidak dapat
menembusnya. Orang gila disebut majnun. Jin dinamai demikian karena makhluk
halus yang tidak dapat dilihat dengan mata.
Tidak
semua jin melakukan bisikan-bisikan negatif. Dalam Al-Quran surat Al-Jinn ayat
11, yang artinya, “ …dan sesungguhnya diantara kami ada yang soleh-soleh dan
ada pula diantara kami yang tidak demikian halnya. Kami menempuh jalan yang
berbeda-beda.
Semua
makhluk Allah yang tidak sholeh, yang menggoda dan mengajak kepada kemaksiatan
dinamai setan, baik dari jenis jin maupun manusia. Setan jin tersembunyi sedang
setan manusia terlihat. Oleh karena itu
kita disuruh meminta perlindungan kepada Allah dari setan manusia, seperti
tercantum dalam surat Al-Anam ayat 112.
Dari
ayat diatas kita dapat memahami bahwa bisikan negatif itu muncul dari dua
sumber, nafsu manusia dan rayuan setan. Gejolak dan dorongan nafsu tertolak
dengan tekad tidak memperturutkannya, karena nafsu bagaikan bayi, jika anda
biarkannya menyusu, maka ia terus menyusu, dan jika anda bersikeras menyapihnya
maka ia akan menurut.
Wassalam
Helwah
No comments:
Write komentar