Ayat 1:
“Katakanlah Dia
adalah Allah Maha Esa”
- Ayat ini adalah pokok pangkal Aqidah
(keimanan). Mengakui bahwa yang diperTuhan itu Allah namaNya dan Dia itu
satu saja, tunggal, mutlak Esa.
- Pengakuan ini disebut TAUHID yaitu
percaya hanya kepada SATUnya Allah artinya Allah tidak ada yang
menyamaiNya, menyerupaiNya dan tidak ada pula teman hidupNya
Ayat 2:
“Allah adalah tempat bergantung”
- Artinya bahwa segala sesuatu adalah Dia yang menciptakanNya, maka
segala sesuatu itu hanya kepadaNyalah bergantung
- Segala sesuatu itu itu ´ADA` atas kehendakNya.
Ayat 3:
“Dia tidak beranak, dan tidak pula Dia
diperanakkan“
- Sangat mustahil jika Allah beranak sebab Dia hidup terus dan tidak
pernah mati ( dahulunya tidak berpermulaan dan akhirnya tidak
berkesudahan) atau KEKAL, sehinnga tidak diperlukan anak untuk melanjutkan
kekuasaanNya atau hidupNya seperti manusia.
- Dan Dia tidak diperanakkan ataupun berbapa, karena Dia tidak
menyambung kekuasaan atau mewarisi kekuasaan dari bapanya yang telah mati.
Ayat 4:
“Dan tidak ada bagiNya yang setara, seorangpun
juga“
- Allah Mutlak kekuasaanNya, tidak terbagi, tiada tandingan dan
tiada bandingan.
Ada beberapa penjelasan mengenai surah
Al-Ikhlas ini, diantaranya:
1.
Dalam beberapa riwayat disebutkan
bahwa asal muasal turunnya surah Al-Ikhlas ini ialah karena pernah ada seorang
musyrikin bertanya kepada Rasulullah : “Coba jelaskan kepada kami macam apakah
Tuhanmu itu, emaskah, tembaga atau loyangkah?“ katanya(HR Termidzi dari Ubay
bin Ita`ab)
2. Abu Su`du dalam tafsirnya menyebutkan :
diulangnya nama Allah sampai 2x dalam ayat 1 adn ayat 2 supaya jelas bahwa yang
tidak punya sifat pokok Esa dan tempat bergantung itu bukanlah Tuhan.
3. Imam Ghazali menulis dialam kitabnya ´Jawahirul-Quran´
bahwa Surah Al-Ikhlas mengandung Ma´rifatullah (Mengenal Allah),
yaitu dengan cara membersihkan atau mensucikan fikiran terhadapNya dengan cara
menTauhidkanNya.
4. Ibnu Qayyim dalam Zaadul Ma´ad bahwa
Rasulullah selalu membaca pada sholat sunnah Fajar dan Witir kedua surah Al-Ikhlas dan Al-Kafirun, karena
kedua surah tersebut mengumpulkan Tauhid Ilmu dan Amal, Tauhid Ma´rifat dan
Iradat, Tauhid I´tiqad dan Tujuan.
Surah Al-Ikhlas mengandung tauhid I´tiqad dan Ma´rifat, artinya
mengandung segala kesempurnaan bagi
Allah dan menafikkan segala kekurangan, inilah pokok Tauhid menurut ilmiah dan
menurut aqidah
Oleh sebab itu Surah Al-Ikhlas dikatakan oleh Rasulullah sebagai Sepertiga
Quran.
Maha benar Allah
dengan segala firmanNya…….
Demikian
rangkuman tafsir Surah Al-Ikhlas dari HAMKA yang telah saya bawakan.
No comments:
Write komentar