Saturday, 2 August 2014

Tadabbur Surat Al Ikhlas QS: 112 :1-4, Makkiyah)



Ayat 1:
“Katakanlah Dia adalah Allah Maha Esa”
  • Ayat ini adalah pokok pangkal Aqidah (keimanan). Mengakui bahwa yang diperTuhan itu Allah namaNya dan Dia itu satu saja, tunggal, mutlak Esa.
  • Pengakuan ini disebut TAUHID yaitu percaya hanya kepada SATUnya Allah artinya Allah tidak ada yang menyamaiNya, menyerupaiNya dan tidak ada pula teman hidupNya


Ayat 2:
“Allah adalah tempat bergantung”
  • Artinya bahwa segala sesuatu adalah Dia yang menciptakanNya, maka segala sesuatu itu hanya kepadaNyalah bergantung
  • Segala sesuatu itu itu ´ADA` atas kehendakNya.


Ayat 3:
“Dia tidak beranak, dan tidak pula Dia diperanakkan“
  • Sangat mustahil jika Allah beranak sebab Dia hidup terus dan tidak pernah mati ( dahulunya tidak berpermulaan dan akhirnya tidak berkesudahan) atau KEKAL, sehinnga tidak diperlukan anak untuk melanjutkan kekuasaanNya atau hidupNya seperti manusia.
  • Dan Dia tidak diperanakkan ataupun berbapa, karena Dia tidak menyambung kekuasaan atau mewarisi kekuasaan dari bapanya yang telah mati.

Ayat 4:
“Dan tidak ada bagiNya yang setara, seorangpun juga“
  • Allah Mutlak kekuasaanNya, tidak terbagi, tiada tandingan dan tiada bandingan.


Ada beberapa penjelasan mengenai surah Al-Ikhlas ini, diantaranya:
1.      Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa asal muasal turunnya surah Al-Ikhlas ini ialah karena pernah ada seorang musyrikin bertanya kepada Rasulullah : “Coba jelaskan kepada kami macam apakah Tuhanmu itu, emaskah, tembaga atau loyangkah?“ katanya(HR Termidzi dari Ubay bin Ita`ab)

2.      Abu Su`du dalam tafsirnya menyebutkan : diulangnya nama Allah sampai 2x dalam ayat 1 adn ayat 2 supaya jelas bahwa yang tidak punya sifat pokok Esa dan tempat bergantung itu bukanlah Tuhan.

3.      Imam Ghazali menulis dialam kitabnya ´Jawahirul-Quran´ bahwa Surah Al-Ikhlas mengandung Ma´rifatullah (Mengenal Allah), yaitu dengan cara membersihkan atau mensucikan fikiran terhadapNya dengan cara menTauhidkanNya.

4.      Ibnu Qayyim dalam Zaadul Ma´ad bahwa Rasulullah selalu membaca pada sholat sunnah Fajar dan Witir  kedua surah Al-Ikhlas dan Al-Kafirun, karena kedua surah tersebut mengumpulkan Tauhid Ilmu dan Amal, Tauhid Ma´rifat dan Iradat, Tauhid I´tiqad dan Tujuan.
Surah Al-Ikhlas mengandung tauhid I´tiqad dan Ma´rifat, artinya mengandung  segala kesempurnaan bagi Allah dan menafikkan segala kekurangan, inilah pokok Tauhid menurut ilmiah dan menurut aqidah
Oleh sebab itu Surah Al-Ikhlas dikatakan oleh Rasulullah sebagai Sepertiga Quran.


Maha benar Allah dengan segala firmanNya…….

Demikian rangkuman tafsir Surah Al-Ikhlas dari HAMKA yang telah saya bawakan.

No comments:
Write komentar