HANDS-OUT PEKULIAHAN
FISIOLOGI HEWAN
PERTEMUAN II :
PENCERNAAN MAKANAN
DOSEN
: Dra . Lilis Suhaerah.M.Kes
Cita Tresnawati.S.Pd.,M.Pd
FISIOLOGI
SISTEM DIGESTIVUS /PENCERNAAN MAKANAN
Pencernaan terjadi dalam kompartemen
khusus
1. Pencernaan Interseluler Pada
paramecium/ protista --- lekukan mulut --- bermuara --- di mulut --- terdpt
silia yg melapisi permukaan mulut = menarik air dan partikel makanan yang
tersuspensi --- vakuola makanan (krn adanya aliran sitoplasmik) --- vakuola
makanan mengelilingi sel dan enzim hirolitik di sekresikan Pencernaan
makanannya berupa : pagositosis / pinositosis . Vakuola makanan menyatu
dengan lisosom = organel yang mengandung enzim hidrolitik ( makanan terampur
dengan enzim) ---- sehngga makanan terjadi secara aman di dalam suatu kompartemen yag di bungkus
membran
2.
Pencernaan
Ekstraseluler : Perombakan makanan di luar sel--- terjadi di dalam kompartemen
yang bersambungan--- melalui saluran saluran dengan bagian luar tubuh hewan---
kantung pencernaan dengan pembukaan tunggal = rongga gastrovaskuler yang Berfungsi
: pencernaan dan distribusi nutrient ke seluruh tubuh Contoh : hidra (cnidaria)
SALURAN
PENCERNAAN
- Saluran pencernaan cacing tanah
meliputi faring
berotot yng menyedot
makanan melalui
mulut, esofagus, lalu
disimpan dan
dilembutkan di dalam
tembolok. Rempela
berotot yang
mengandung sedikit
butiran pasir dan
kerikil menggerus
makanan itu.
-
Belalang memiliki beberapa
ruangan pencernaan
yang
dikelompokkan
menjadi tiga daerah
utama yaitu perut
depan, perut
tengah, dan perut
belakang.
-
Seekor burung memiliki tiga ruangan
terpisah; tembolok,
lambung, dan
rempela di mana
makanan digerus
dan dicincang
sebelum masuk ke
dalam usus halus.
Pada sebagian besar
burung,
pencernaan kimiawi
dan penyerapan
nutrien terjadi dalam usus halus.
|
SISTEM
PENCERNAAN MANUSIA
Setelah mengunyah dan menelan, dibutuhkan 5–10 detik bagi makanan untuk
turun melalui esofagus dan masuk lambung, di mana dibutuhkan waktu 2-6 jam agar
makanan dicerna secara parsial. Pencernaan akhir dan penyerapan terjadi dalam
usus halus selama 5-6 jam. Dalam waktu 12-24 jam setiap bahan yang tidak
tercerna akan melalui usus besar, dan feses dikeluarkan melalui anus.
Empat tahapan utama dalam penolahan makanan
1.
Pengolahan
makanan (ingesti) adalah penelanan,
2.
Pencernaan
(digesti)
3.
Penyerapan
(absopsi)
4. Pembuangan (eliminasi/defekasi)
APA ITU PENCERNAAN MAKANAN
1. Pencernaan makanan adalah proses
perubahan makanan dari bentuk komplek menjadi bentuk sederhana atau dari bentuk
kasar menjadi halus
2. Tujuan dari
pencernakan adalah agar makanan mudah untuk diserap (absorpsi)
3. Hasil
pencernakan karbohidrat adalah monosakarida, protein adalah asam amino dan
lemak adalah asam lemak
Pencernakan dibedakan 2 macam:
1. Pencernakan Fisika: yaitu
pencernakan yang merupakan makanan dari bentuk besar menjadi kecil, yang
terjadi hanya perubahan bentuk, tidak terjadi perubahan zat (tidak terbentuk
zat yang baru), dilakukan oleh gigi
2. Pencernakan Kimiawi adalah
pencernakan makanan dengan menggunakan enzim, mengubah makanan menjadi zat baru
yang lebih sederhana
PERUBAHAN BENTUK MAKANAN
1. Karbohidrat (polisakarida) menjadi
disakarida kemudian dipecah lagi menjadi monosakarida (glucose, fructose dan
galaktose)
2. Lemak dipecah menjadi asam lemak
3. Protein dipecah menjadi polipeptida,
kemudian dipecah lagi menjadi asam amino
MASTIKASI
1. Mastikasi adalah proses mengunyah
makanan, yang dilakukan oleh gigi menjadi bagian-bagian yang halus, kemudian
dengan bantuan saliva dijadikan satu menjadi bulatan yang disebut bolus
2. Dengan adanya bolus, proses menelan
makanan menjadi lebih mudah
3. Didalam saliva terdapat enzim
ptyalin (enzim α amilase) yang berfungsi merubah karbohidrat (amilum) menjadi
disakarida (maltose)
4. Fungsi saliva:
- Membasahi mulut
- Membunuh kuman (mengandung antiseptik)
- Mencerna secara kimiawi (mengandung enzim ptyalin)
5. Faktor sekresi
saliva:
- Rangsangan rasa asam pada lidah
- Rangsangan taktil pada lidah terutama obyek yang halus
- Rangsang bau terutama makanan yang disukai
- Fantasi makanan yang disukai
REFLEKS SALIVA
1.
Refleks terkondisi: membayangkan,
melihat, mencium makanan → korteks serebri →Pusat salivasi medula → neuron parasimpatik → kel. Saliva →sekresi
saliva
2.
Refleks tak terkondisi : makanan dalam
mulut, rangsangan lain → reseptor mulut dan lidah → Pusat saliva medula → dan seterusnya idem
DIGLUTISI
1. Diglutisi
adalah proses menelan, memasukan bolus dari cavum oris kedalam gaster
2. Ada 3 fase
diglutisi:
a.
Fase lingual/oral, bersifat
(volunter) sadar (sesuai perintah otak) yang dilakukan oleh lidah
mencetuskan proses menelan
b. Fase faringeal,
bersifat involunter (tidak sadar, bergerak secara reflek, jika ada gangguan
akan menimbulkan salah jalan, tersedak), pada fase tsb terjadi proses:
1) Palatum molle
menutup nares posterior, agar makanan tidak masuk hidung
2) Arkus
palatofaringeal menyempit dibagian tengah, membentuk segitiga dengan dasar
diatas agar bolus masuk ke farink posterior
3) Epiglotis
mengayun bolus masuk esofagus, sebagai papan lucur bolus
c.
Fase esofagial, dengan gerak
peristaltik, mendorong makanan masuk gaster, jika bolus terlalu besar
menimbulkan rasa sakit saat menelan
1. Jika proses
menelan terganggu terjadi tersedak
2. Jika bolus
terlalu besar menimbulkan nyeri pada esofagus
3. Saat menelan
ada udara ikut masuk disebut aerofagia yang sebagian diregurgitasi (sendawa)
dan sebagian terus masuk ke usus keluar sebagai flatus
FUNGSI GASTER/LAMBUNG
1. Menyimpan
makanan
2. Mencampur
makanan dengan getah lambung menjadi bahan setengah padat yang disebut Kimus
3. Mengatur Kimus
dikeluarkan sedikit demi sedikit kedalam duodenum, proses pengaturan dilakukan
oleh sfinkter piloricum (satu porsi perlu waktu 6 jam)
1. Didalam lambung
protein dicerna oleh enzim pepsin menjadi pepton dan
protease
2. Pepsin terdapat
didalam getah lambung sebagai enzim pepsinogen yang belum aktif (artinya belum
dapat mencerna protein)
3. Pepsinogen
perlu diaktifkan HCl (asam lambung) menjadi pepsin (enzim yang aktif, artinya
sudah dapat mencerna protein)
4. Yang dapat
mengaktifkan enzim pepsinogen adalah asam lambung (HCl) dan pepsin yang telah
terbentuk
5. Renin adalah
enzim yang befungsi mengkoagulasi susu terdapat banyak pada bayi
GETAH LAMBUNG
1. Isi getah
lambung:
- Mukus
- Pepsinogen
- HCl
- Renin
2. Faktor sekresi:
a.
Adanya makanan dalam mulut &
lambung
b. Fantasi makanan
c. Emosi (stress)
d. Hipoglikemi
e.
Protein, alkohol, cafein,
obat-abatan (antalgin, asam mefenamat)
ABSORPSI
MAKANAN
1. Di usus halus
makanan dicerna oleh enzim jadi bentuk sederhana:
- Karbohidrat
menjadi monosakarida (glukose, fruktose dan galaktose), oleh enzim
ptyalin, amilase pankreas dan maltose
- Lemak
menjadi asam lemak, oleh enzim lipase usus dan lipase pankreas
- Protein
menjadi asam amino, oleh pepsin, tripsin dan peptidase
- Vitamin,
mineral, air
2. Glukose dan
asam amino, absorpsi oleh usus halus dengan cara diffusi masuk darah melalui
vena vorta menuju hati, di hati semua monosakarida dirubah menjadi glukose baru
diedarkan keseluruh sel melalui darah
3. Asam lemak,
sebagai kilomikron diabsorpsi oleh lakteal sentralis (dalam vili usus) kemudian
lewat aliran limfe dimasukan kedalam aliran darah
MACAM ENZIM
USUS HALUS
1. Peptidase
berfungsi merubah polipeptide menjadi asam amino
2. Maltase
berfungsi merubah maltose menjadi 2 glukose
3. Sukrase
berfungsi merubah sukrose menjadi glukose + fruktose
4. Laktase
berfungsi merubah laktose menjadi glukose + galaktose
5. Lipase
berfungsi merubah lemak menjadi asam lemak + gliserol
GETAH PANKREAS
1.
Getah pankreas mengandung enzim:
- Tripsin berfungsi merubah protein menjadi polipeptide
- Amilase pankreas, berfungsi merubah amilum menjadi maltose dan
dekstrin
- Lipase pankreas berfungsi merubah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol
GETAH EMPEDU
1. Getah empedu
mengandung: garam empedu yang berfungsi mengemulsi lemak (sebagai deterjen)
yang bertujuan agar lemak dapat bercampur dengan air (enzim), sehingga lemak
dapat dicerna oleh enzim
2. Jika ductus
choleducus buntu maka garam empedu tidak dapat masuk duodenum, yang
mengakibatkan lemak tidak dapat dicerna oleh enzim, sehingga lemak ikut
terbuang bercampur bersama faeses yang menyebabkan feses berwarna putih seperti
dempul
3. Absorbsi
vitamin ADEK juga perlu bantuan garam empedu, tidak ada garam empedu akan
menyebabkan defisiensi vitamin ADEK
FUNGSI USUS
BESAR
1. Mengabsorbsi
air dan mineral
2. Merubah sisa
makanan menjadi padat (faeses)
3. Jika
peristaltik colon terlalu cepat akan menyebabkan diare, sedangkan jika
peristaltik colon terlalu lambat akan menyebabkan konstipasi
DEFEKASI/ELIMINASI
1. Defekasi adalah
proses pengeluaran feses
2. Proses defekasi
dimulai dari pasase feses dari colon descenden masuk rectum
3. Adanaya feses
dalam rectum akan menimbulkan reflek defekasi (kontraksi otot rectum),
membukanya sfinter ani interna yang bertujuan untuk mengosongkan isi rectum
4. Proses ini
dapat ditahan oleh sfinkter ani eksternum yang mengakibatkan reflek defekasi
berhenti
5. Reflek defekasi
akan timbul lagi, saat ada feses masuk lagi kedalam rectum
FISIOLOGI DIARE
1. Diare terjadi
jika peristaltik colon terlalu cepat yang menyebakan feses cair sehingga
menimbulkan diare
2. Peristaltik
colon meningkat jira terjadi rangsangan pada colon
3. Faktor
perangsang peristaltik colon:
- Kuman
- Toksin
- Zat kimia/makanan
- Psikologis
FISIOLOGI
KONSTIPASI
1. Konstipasi
terjadi jika peristaltik colon terlalu lambat yang menyebakan absorpsi cairan
terlalu lama menyebabkan feses padat sehingga menimbulkan konstipasi
2. Faktor
penghambat peristaltik colon:
- Disengaja/menahan defekasi
- Psikis
- Anestesi
Refleks lapar :
Istilah “lapar” berarti
keinginan terhadap makanan, dan berkaitan dengan sejumlah perasaan obyektif.
Misalnya, pada seseorang yang tidak makan selama berjam-jam, lambung mengalami
kontraksi berirama yang kuat yang di sebut kontraksi lapar. Kontraksi ini
menyebabkan rasa penuh atau perih di ulu hati dan kadang-kadang menyebabkan
nyeri yang di sebut sebagai perih perut karena lapar (hunger pangs).
Refleks haus :
Asupan cairan diatur oleh
mekanisme rasa haus, yang bersama dengan mekanisme osmoreseptor-ADH,
mempertahankan kontrol osmolaritas cairan ekstra seluler dan konsentrasi natrium
dengan tepat. Pusat rasa haus berada di sepanjang dinding anteroventral dari
ventrikel ketiga (yang juga meningkatkan pelepasan ADH) dan di anterolateral
dari nukleus preoptik.
Tersedak
Apabila inhibisa pernapasan
tidak ada dan atau glottis tidak menutup atau tidak menutup sempurna selama
proses menelan, maka akan terjadi refleks tersedak. Hal ini penting untuk
melindungi selama pernapasan dari bolus dan bahan-bahan lainnya yang seharusnya
melalui saluran pencernaan. Tersedak dapat terjadi antara lain saat makan
sambil berbicara, makan terlalu cepat, dll.
No comments:
Write komentar